Jan 29, 2015

Rhinitis... Oh Rhinitis...

Lagi musim hujan, matahari sering terlambat keluar, jadi hidung sering mendadak berair dan buntu padahal gak lagi flu. Hidung baru kembali normal setelah ketemu matahari. Kenapa bisa gitu yaaa…?? Konon katanya itu namanya “Rhinitis”.
Jadi Rhinitis itu apa sih? Rhinitis adala peradangan pada lapisan rongga hidung. Rhinis sendiri ada 2, Rhinitis allergic dan Rhinitis non-allergic.


Rhinitis allergi biasanya disebabkan oleh allergen tertentu yang biasanya terbawa oleh udara dan masuk terhirup oleh hidung.  Ketika sistem imun mendeteksi  allergen tersebut, kemudian berusaha menyingkirkan dengan memproduksi senyawa histamine yang memicu bersin-bersin.  Biasanya allergen yang memicu alergi ini tidak berbahaya, seperti serbuk sari, spora, debu, bau-bau tertentu, rokok, bulu hewan, dll.  Namun karena sistem imun mendeteksinya sebagai benda asing, sehingga dianggap berbahaya dan meresponnya dengan memproduksi senyawa histamine untuk memicu bersin-bersin, untuk membersihkan allergen yang masuk.

 Rhinitis non-allergic biasanya lebih susah dideteksi karena tidak melibatkan sistem imun. Rhinitis non-allergic muncul dalam waktu-waktu tertentu dan berlangsung singkat atau dalam jangka panjang. Misalnya ketika terjadi perubahan suhu, cuaca, kelembaban udara, perubahan hormon, stress, makanan tertentu, atau efek samping obat-obat tertentu.  Beberapa gangguan rhinitis non-allergic terjadi karena terjadinya kelainan struktur dalam rongga hidung yang menyempit.

Biasanya rhinitis ini muncul ditandai dengan gejala umum, diantaranya bersin-bersin, hidung berair dan tersumbat, tenggorokan gatal, mata gatal dan berair, dan batuk. Keluarga yang memiliki riwayat Rhinitis biasanya memiliki resiko besar untuk menurun pada anaknya. Namun bisa juga Rhinitis di dapat dari orang tua yang memiliki gejala alergi yang lain.

Keluarga Setyadi ini, kebetulan ayah-bundanya sama-sama punya gejala Rhinitis yang kemungkinan masuk kategori non-allergic. Kalau si ayah sensitive sama debu, bundanya sensitive sama perubahan suhu dan cuaca. Hidung si bunda ini sudah semacam ada solar cell nya. Jadi kalau gak ada matahari, hampir bisa dipastikan hidung berair, bersin-bersin dan tenggorokan gatal. Dan ternyata yang dapat “warisan” rhinitis ini si Kara. Gadis cilik ini kalau kedinginan mendadak hidungnya buntu dan suaranya sengau. Di Bandung kemarin, hidung bunda berair sepanjang hari tanpa henti, meskipun sudah ketemu matahari.  Tapi mungkin karena udaranya lebih lembab dari Surabaya, jadi hidungpun terus menerus ngucur dan berair. Ajaibnya, begitu kembali mendarat di Surabaya, hidung langsung normal kembali.

Lesson learnt, harus membiasakan diri jika mendadak bersin-bersin dan hidung buntu atau berair tanpa sebab. Meskipun amat sangat mengganggu jika pagi-pagi bangun tidur langsung bersin-bersin. Masak jadi gak konsen, mandiin ki-ka juga gak konsen karena hidung gatal. Hanya bisa srat-srot sambil berdo’a supaya matahari cepat keluar. Beruntungnya Surabaya ini kaya matahari yaa.. jadi gak harus tersiksa sepanjang hari. Rhinitis… oh Rhinitis…

6 comments:

  1. Hmmm temanku barusaja operasi sinusitis. Udah ibu2 sih. Beda ya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hai mbak Lusi.. Sinusitis berbeda dengan rhinitis. Kalau sinusitis itu peradangan di sinus, yang biasanya menyebabkan sinusnya membengkak :) CMIIW yaa..

      Delete
  2. oh baru denger nama rhinitis saya hehe kalau sinusitis sih sering denger

    ReplyDelete
    Replies
    1. waah... emang yang terkenal sinusitis yaaa.. hehe. Rhinitis ini banyak yang mengalami, hanya gak tahu kalau namanya Rhinitis kali ya mak... :)

      Delete
  3. Sama, nih Mba. Aku juga gejala rhinitis. Cuma seringnya sih dicuekin, pernah sih ke tht, tapi dulu sekali. Hehehhee

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau rhinitis sih sepertinya cocoknya ke spesialis alergi. Pernah ikut seminar tentang alergi, untuk mengurangi resiko musti pake terapi gitu.. tapi macam kita ini kayaknya asal gak terlalu mengganggu sih cuek aja yaa.. heuheu :D

      Delete