Hari minggu, 4 september 2016 lalu, Suara Anak Surabaya
mengadakan nonton bareng film dokumenter “The Beginning of life” bersama para
ayah dan ibu yang penuh semangat. Antusiasme ditunjukkan dengan datangnya para
orang tua hebat, bukan hanya dari Surabaya, namun juga berasal dari
wilayah sekitar, seperti Gresik dan Mojokerto. Bertempat di ruang Auditorium, Museum Tugu Pahlawan Surabaya, siang itu total ada 20
orang tua yang berkumpul untuk ikut nonton bareng film dokumenter tersebut.
- SINOPSIS
“The beginning of life” adalah film dokumenter yang
digawangi oleh Estela Renner bercerita tentang penemuan di bidang neuroscience.
Banyak Negara memberikan investasi yang besar untuk penelitian di bidang luar
angkasa, ilmu pengetahuan, dan banyak penemuan, namun mereka luput berinvestasi
untuk penelitian di bidang neuroscience. Padahal bidang neuroscience adalah
salah satu bidang yang sangat penting untuk kemajuan kehidupan di masa
mendatang dengan membentuk generasi-generasi yang lebih cemerlang.
Generasi-generasi hebat tersebut tidak muncul begitu saja secara tiba-tiba.
Membentuk generasi-generasi yang hebat dibutuhkan campur tangan banyak pihak.
Anak-anak yang sekarang bayi atau bahkan masih di dalam kandungan adalah
bibit-bibit yang kelak akan menjadi generasi penerus. Membentuk mereka menjadi
generasi penerus yang berkualitas harus dimulai sejak dini.
Dalam penelitian di bidang neuroscience tersebut dipaparkan
bahwa anak-anak yang terlahir dari rahim seorang ibu bukanlah anak-anak dengan
kertas kosong. Mereka lahir ke dunia membawa karakter unik dan berbeda setiap
individunya. Dikombinasikan dengan hubungan lingkungan sekitar, bayi-bayi
tersebut akan tumbuh menjadi pribadi yang unik dan berkarakter. Orang tua hanya
perlu mendampingi dan menyediakan ruang yang luas untuk mereka bereksplorasi
dan menemukan bakat serta kemampuan mereka. Karena sesungguhnya anak-anak
adalah para penemu alami dan sejati. Mereka melihat, mengamati, dan
memperhatikan lingkungan dengan sangat seksama dan menemukan sesuatu yang
berbeda dalam setiap pengamatannya.
Di dalam film tersebut menghadirkan banyak tokoh-tokoh dari
berbagai Negara seperti dokter, para pakar pendidikan hingga orang tua yang
terlibat langsung dalam pendidikan anak-anaknya. Mereka memberikan testimoni
bagaimana pentingnya pendidikan di awal kehidupan seorang anak. Peran serta
seperti apa yang mereka harapkan dari lingkungan sekitar dan pemerintah.
Bagaimana peran pemerintah dalam menentukan kesejahteraan pendidikan bagi
anak-anak tersebut. Semua tersaji lengkap dan dikemas secara apik dalam film
yang berdurasi 92 menit.
- DISKUSI FILM
Selesai menonton film, para peserta diberikan kesempatan
untuk berdiskusi mengenai isi film. Ternyata antusiasme peserta dalam
berdiskusi membuat jadwal diskusi jadi lebih panjang. Selesai diskusi, team panitia memberikan
selembar kertas dan peserta diminta untuk menuliskan komentar terhadap isi film
dan apa yang akan dilakukan setelah menonton film tersebut. Berikut beberapa
komentar para peserta:
![]() |
Komentar Peserta |
- Film ini membuat saya bersyukur kepada Allah atas nikmat-Nya saya menjadi seorang ibu. Dengan segala kekurangan saya, saya ingin terus belajar menjadi orang tua yang baik, fasilitator dan motivator untuk anak saya. Bahwa anak terlahir bukan sebagai kertas kosong. Lingkunganlah yang harus memberi dampak positif bagi perilakunya dimulai dari lingkungan keluarga. Ayah dan ibu sama-sama bekerja sama dengan perannya masing-masing untuk merawat dan mendidik anak-anak. Saya working mom/ibu yang bekerja di pagi hari. Pulang kerja saya luangkan waktu bersama anak. No gadget. Bermain dan belajar bersama anak
- Anak adalah anugerah terindah yang harus dijaga dan diberikan ruang lingkup sesuai bakatnya dengan memberikan arahan yang baik agar menciptakan generasi yang berakhlak baik. Kemauan anak perlu dikembangkan spaya keinginan anak tercapai sesuai dirinya. Orang tua karir masih bisa meluangkan waktu dengan anaknya dengan memberikan perhatian penuh dan lingkungan yang menyenangkan terhadap anak. Peran orang sekitar akan membantu menjadikan anak kita berkembang pula. Senang dengan tayangan tadi sehingga kita bisa tahu cara mendidik anak yang baik.
- Orang tua harus berkomitmen untuk membeirkan yang terbaik bagi putera-puterinya, kasih sayang, kedekatan, contoh, dan perkataan yang baik. Pendidikan (karakter dan akademik) juga harus diupayakan sebaik mungkin. Yang akan dilakukan, mendorong diri sendiri untuk lebih banyak berinteraksi dengan Al-Qur’an
- Bahwa anak adalah sebuah keajaiban, keindahan, kesenangan, kesedihan dan tempat belajar yang luar biasa. Yang akan dilakukan, tidak lelah untuk belajar karena orang tua yang berilmu akan melahirkan dan menghadirkan generasi yang baik
- Peran ayah dalam pengasuhan sehari-hari sangat mutlak diperlukan anak. Pentingnya merumuskan cuti melahirkan berbayar bagi ayah dan ibu demi membangun bonding dengan anak (generasi masa depan). Anak tidak hanya butuh KUALITAS waktu tapi juga KUANTITAS. Bagaimana mungkin terbentuk ikatan batin yang kuat jika hanya bertemu dengan anak hanya beberapa jam perhari.
- Semakin memahami pentingnya pendidikan dan perhatian orang tua pada anak sejak usia dini. Ingin memperbaiki diri supaya menjadi teladan bagi anak. Meluangkan waktu yang lebih berkualitas untuk anak.
- Filmnya bagus. Perlu keseimbangan peran orang tua antara ayah dan ibu. Perlu waktu dan edukasi untuk menggeser pandangan lama bahwa pendidikan anak bukan hanya tanggung jawab itu, tapi juga lingkungan dan ayahnya.
- Dengan menonton film documenter tadi membuat kita lebih terbuka pemikiran tentang cara mendidik anak dan memahaminya. Mendengarkan anak tentang apa yang dia mau. Kedepannya diharapkan diadakan lagi film mendidik lainnya.
- Bahwa pembentukan awal anak adalah orang tua. Karakter, sifat dan imajinasi anak perlu sosialisasi dan interaksi kepada sesame dalam hal apapun. Banyak orang tua jaman sekarang menyerahkan anak kepada pendidikan formal tanpa mengembalikan hak dan waktu ke anak tersebut.
Pada akhir acara, kami bersepakat bahwa anak bukan kertas
kosong. Mereka terlahir membawa karakter dan sifat yang unik. Tugas kami
sebagai orang tua adalah menyediakan ruang dan kesempatan untuk bereksplorasi,
dan mendampingi mereka dalam mengenal banyak hal di lingkungan sekitar mereka. Kami
juga bersepakat bahwa dibutuhkan peran serta banyak orang dalam mendidik
anak-anak. Ibu bukan satu-satunya komponen yang bertanggung jawab dalam
pendidikan karakter seorang anak. Ibu
bekerja pun memiliki hak yang sama besarnya dalam mendampingi anak-anaknya dan
mengikuti proses tumbuh kembangnya.
Para peserta pun bersepakat untuk bersedia menjadi bagian
dalam perubahan di lingkungan sekitar. Karena diperlukan peran banyak orang dalam
mendidik anak-anak kita, maka budaya acuh tak acuh terhadap tetangga dan
lingkungan sekitar harus mulai disingkirkan. Memulainya dari diri sendiri untuk
mau peduli dengan keadaan anak-anak di lingkungan kita tinggal adalah langkah
awal memulai perubahan.
Berikut beberapa dokumentasi antusiasme peserta yang berhasil kami abadikan:
![]() |
anak-anak bersiap tour keliling museum |
![]() |
Fokus nonton film |
![]() |
Ada senyum, ada air mata dan ada haru selama nobar |
![]() |
Diskusi Peserta |
![]() |
Seluruh Peserta Nobar |
![]() |
Tim Panitia |
Teman-teman tim Suara Anak Surabaya mengadakan nonton bareng film tersebut dengan tujuan untuk menyebarkan virus perubahan. Karena perubahan berawal dari rumah. Dan orang tua adalah pengendali utama virus perubahan tersebut. Generasi penerus adalah investasi masa depan yang lebih baik. Mari menjadi bagian dari perubahan!
Pilem kayak gini yang kudu sering ditonton ya mbaaaa
ReplyDelete--bukanbocahbiasa(dot)com
iyaa... bener mbak Nurul. Ini bikin adem banget untuk ibu yang gampang naik darah dan ngomel macam aku.
Delete