Dec 3, 2013

Berkunjung ke Bhakti Alam

Ahh iyaa...
masih ada 1 penggalan cerita yang terlupa. Tanggal 17 November kemarin, saya, kira dan Kara diajak uti main ke Agrowisata Bhakti Alam bersama ibu-ibu PKK RT.03. Seneeeng bangett.. karena ternyata tempatnya seruu. Bhakti alam sendiri merupakan perkebunan buah dan peternakan. Disana kita diajak berkeliling kebun yang luasnya mencapai 60 hektar (kalau gak salah ingat) menggunakan kereta kelinci. Di perkebunan kita diberi kesempatan untuk melihat berbagai koleksi buah-buahan termasuk perkebunan buah golden melon.
Lihat ketika Kira dan Kara masuk ke green house untuk melihat buah Golden Melon. Disana kita juga bisa langsung membeli buah yang baru dipanen lhoo.. Tentunya tanpa berpikir 2 kali bunda dan uti sigap membungkus golden melon untuk oleh-oleh dibawa pulang. Yippiee... We love Fruits!!

Selesai mengunjungi green house, kita menuju playland Bhakti Alam. Disana ada tempat bermain anak, souvenir, restoran untuk makan siang, kebun bunga, dengan tempat yang berdekatan dan dapat dijangkau dengan jalan kaki. Jadi Goodbye Kereta Kelinci!!
Turun dari kereta kelinci, kami memutuskan berbelanja buah. Tetapiii... ada kejutan menanti. Ternyata turun dari kereta kelinci ada badut sapi di depan souvenir center. Wow!! tentu saja Kira dan Kara excited. Sapi itu mirip dengan boneka sapi besar di kamar Kira & Kara yang mereka beri nama Sapi Embos. Kontan Kira dan Kara teriak, "bunda, itu sapi temenku...aku mau shake hand dulu..." Tanpa takut mereka minta shake hand dan photo bersama.
 Lihat, bahkan mereka pulang membawa oleh-oleh gantungan sapi untuk dipakai di tas sekolah mereka nanti. Dan sepanjang perjalanan hingga beberapa hari setelahnya mereka keukeuh bercerita abis bertemu Sapi sahabat mereka.
Sambil menunggu uti memilih-milih buah yang akan dibawa pulang, Kira dan Kara bermain di playgroundnya. Ada ayunan, perosotan, jungkat-jungkit dan banyak lagi. Tak peduli matahari sudah mulai menyengat, Kira dan Kara tetap excited berpetualang dari satu tempat ke tempat yang lain.  Selesai bermain di playground, kita lomba lari ke kebun bunga yang sepertinya sering untuk tempat foto prewedding. Langsung saja deh, lihat foto-foto petualangan mereka.
gimana?
gimana?
seru kaaaan??!
Bahkan si gadis centil tak segan berpose begitu tahu akan dipotret. Kalau biasanya susaaaah sekali untuk dipotret, kali ini tanpa malu-malu mereka memilih sendiri tempat untuk diphoto.
Lihat, gadis yang ingin jadi princess ini minta di photo bersama bunga-bunga pink yang matching sama bajunya.
Kalau Kira? Tak perlu ditanya.. Princess warrior satu ini tak lelah berlari dari satu tempat ke tempat yang lain. Naik dari satu tangga ke tangga yang lain. Dari satu bukit ke bukit yang lain. Bahkan penuh imajinasi berpetualang ke berbagai tempat. Ketika melihat sesuatu yang menarik perhatian, Kira selalu berteriak, "lihat bunda... aku menemukan sesuatu!"


 Daaan... ketika saat makan siang tiba, dengan sangat berat hati, mereka mengikuti langkah saya ke restoran tempat kami makan siang. Sepertinya mereka tak ingin menghentikan petualangannya hanya sekedar untuk makan siang.  Sambil menunggu makan siang selesai disajikan, Kira yang masih belum ikhlas berhenti bermain, masih sempat memberi makan ikan yang ada kolam di tengah restoran

Bahkan kita bisa memancing ikan di kolam pancing dan bisa dimasak sekalian di restoran ini. Biayanya pun cukup terjangkau, 60rb untuk sekali pancing. Yummy kaaannn...
Dan lihat, Kira cemberut karena gak ikhlas petualangannya harus berhenti untuk makan siang! Sabar kakak... selesai robot isi energi, kita akan berpetualang lagi...

Naaah... selesai melepas lelah, sholat, dan makan siang, maka kami siap berpetualang lagi!

Dan Kira - Kara pun kembali ceria!!

Overall, would like to say, Bhakti alam ini keren banget untuk liburan keluarga dengan unsur edukasi dengan harga sangat terjangkau. Paket yang kami ikuti saat bersama ibu-ibu RT perumahan ini paket makan siang dengan harga kurang dari 40rb/pax. Dengan harga tersebut kita sudah bisa menikmati keliling kebun buah dengan kereta kelinci, menikmati makan siang, lengkap dengan buah potong, susu murni dan jus buah sebagi hidangannya.

Namun jika ingin lebih lengkap, bisa menikmati bhakti alam dengan paket edukasi. Paket edukasi tersebut bisa berkunjung ke kandang sapi dan ikut memerah sapi. Nantinya juga bisa melihat langsung proses pengolahan susu sapi. Makin seru kaaann.
Untuk penggemar Durian lebih enak kalau berkunjung kesana di bulan Januari, karena kebun buah sedang panen durian. Meskipun selain bulan Januari pun kita bisa membeli Durian, namun jumlahnya tidak sebanyak ketika panen, dan tentu saja harganya pun juga berbeda. Ketika panen, kita bisa dapat harga lebih murah.
Di Bhakti alam juga ada cottage yang bisa kita sewa untuk bermalam bersama keluarga. Harganya tentu saja sangat terjangkau. Kalau fasilitasnya, sayang sekali saya tidak sempat melihat langsung. Namun bisa dibayangkan, kalau menginap disini pasti seru. Bangun tidur pagi hari disuguhi pemandangan yang cantik, udara yang segar, dan bisa jogging mengelilingi kebun buah pasti makin sempurna! Saya dan uti berjanji suat saat, kita harus kembali kesini lagi mengajak akung dan ayah untuk menginap disini. Udara disini bagus untuk akung.

Seperti bisa diduga, ketika beranjak pulang, Kira dan Kara menangis sedih karena harus berpisah dengan Sapi sahabatnya. Saat say good bye merekapun menangis. Hingga memasuki bis pun mereka masih merengek minta tidur di rumah sahabatnya. Sepertinya pengalaman bermain di Bhakti Alam meninggalkan kenangan terlalu manis untuk mereka. :)

oh iya, sampai di rumah ada tragedi yang membuat saya ingin tertawa geli namun juga miris. Lihatkan stiker masuk yang dipakai Kara di kaki?! Tadinya stiker itu menempel di bajunya. Tak berapa lama dia pindah ke kakinya. Dan ternyata stiker itu lengkeeettt bangettt. Melepas dengan air sabun pun tidak membuahkan hasil. Masih ada sisa lem yang menempel di kulit. Saya gosok pelan-pelan dengan spon kasar yang biasa untuk cuci piring itu. Kebetulan ada spon baru. Pelan-pelan digosok pake air sabun. Udah seperti cuci piring aja deh.. Reaksi Kara, tentu saja jejeritan. Ini anak sakit dikit aja lebay-nya minta ampun, apalagi yang agak-agak perih gini. hihihih.. Jadi, kalau mau berkunjung kesana, jangan sesekali menempelkan stiker masuknya di anggota badan atau tas kesayangan. Karena lengket sekali! Oh iya, kalau kesana lebih baik pagi sekali atau sore sekalian, karena mataharinya menyengat di tempat bermain dan kebun bunganya. Jangan lupa pakai sunscreen SPF 50 agar kulit tidak terbakar matahari. Kacamata hitam dan topi juga perlengkapan wajib untuk petualangan di lapangan seperti ini. Selamat berpetualang!!

Nov 30, 2013

What Kind of World?!

Pagi tadi kami ajak kira dan Kara main di playland KFC terdekat, sekalian kami ingin menikmati menu sarapan yang sedikit berbeda. Sambil kami makan, kami biarkan Kira dan Kara bermain dan berlari-larian di area playland. Saat kami datang, playland masih belum terlalu ramai, meskipun sedang ada kegiatan pentas seni anak-anak TK di KFC. Seperti biasa, sebelum memasuki playland, Kira dan Kara melepas sendal dan meletakkan di rak sepatu yang disediakan di dekat playland. Namun, semakin siang playland makin ramai oleh anak-anak TK usai pentas seni. Yang membuat saya marah dan prihatin adalah ketika segerombolan anak-anak TK datang hendak bermain di playland, mereka bermaksud melepas sepatu boots yang nampak sedikit kesulitan untuk dilepas, dengan entengnya para orang tua murid menghardik, dan berkata "buat apa dilepas?! udah pakai aja gpp!"

Hati saya langsung plash, cetar, gedubrak!! kalau boleh dibilang lebay. Jantung saya berdegup kencang, menandakan emosi saya sudah memuncak sampai di ubun-ubun. Segera saya minta kira dan kara turun dari playland, saya ajak mereka ambil sendal dan menepi. Tentu saja dua bocah mungil ini terheran-heran melihat reaksi bundanya yang tiba-tiba memintanya berhenti bermain. Dengan polosnya mereka bertanya, "bunda kenapa?", "ada apa bunda?"

Nov 28, 2013

Aku Menang

Beberapa waktu, seorang teman memperlihatkan video iklan tentang ibu dan anak yang berlatih lari. Video tersebut mengingatkan saya pada apa yang saya alami dan apa yang saya rasakan. Mungkin inilah edisi galau seorang bunda.

quote
Saya sering meminta Kira dan Kara membereskan mainannya sendiri. Memang saya membutuhkan perjuangan panjang untuk Kira dan Kara pada akhirnya mau membereskan mainannya, mulai dari rayuan, bujukan, ajakan, bahkan hingga acara marah pun pernah. Mungkin yang melihat, saya hanya mencari gara-gara dan suka marah. toh membereskan mainan anak-anak sendiri jauh lebih hemat tenaga dibandingkan tenaga untuk membujuk, merayu, apalagi sampai marah-marah. Hanya buang-buang energi dan cuman jadi bunda monster.

Nov 23, 2013

Potongan Cerita

well...
Setelah sekian lama pengen nge-blog lagi, banyak tertunda dengan ribuan alasan, berikut beberapa penggalan cerita yang masih disimpan.

Cerita pertama adalah cerita yang paling fresh, cerita pagi ini. Jadi ceritanya pagi ini seperti biasa, ketika bunda dan ki-ka maem, tiba-tiba ayah protes karena lauknya habis. Sebenarnya bunda udah masak tempe favorite ayah banyak, tapi sambelnya terbatas karena cobeknya dipake uti buat bikin sambelnya omdunni. Jadi bunda bikin sambel cuman dikit. Daan, ternyata sambel tempenya habis.. Proteslah si ayah. Ketika ayah protes, disamber dunk sama si adik "maem sama telur puyuh aja ayah..." Karena si adik lagi bantuin bunda kupas telur puyuh. Ayah yang sudah ngambek dengan bibir manyun 7cm, terganggu dunk acaranya ngambeknya, susah payah menahan senyum dan tawa.. akhirnya ayah menerima saja lauk dan nasi yang tersisa di meja makan. hihihi.. semoga diemnya ayah pagi tadi bukan karena ngambek sama bunda yaaa.. :D

Cerita kedua kali ini berasal dari cerita tugas sekolah Kira & Kara. Kira dan Kara dapat tugas untuk baca puisi tentang guru. Awalnya galau, mau puisi bahasa indonesia atau bahasa inggris yach? Tapi ada puisi bahasa inggris yang simple dan bagus. Bisa gak ya kira dan kara?! Kata ayah sih kalau kata-katanya gak belibet, pasti bisa. Sambil memperkaya kosakata bahasa inggris mereka, layak juga dicoba. Akhirnya diputuskan, okay, kita ajarin kira & Kara baca puisi yang bahasa inggris. Kemudian bingung juga sih, cara ngajarin ki-ka menghafal puisi nya gimana.. kalau menghafal untuk 1 anak sih bisa fokus ya. Tinggal mengulang-ulang puisi 1 jenis. Nah kalau 2 puisi gimana dunk?! Well, bukan bunda namanya kalau menyerah. Sambil main-main kita baca puisinya dunk.. bergantian, Kara dulu, kemudia Kira dulu. Thanks God they know the rules, jadi gak belibet membacanya. Ini puisi nya:

(Kara)
Teacher, Teacher please be my Guide, 
Show me the way which is right.

(Kira)
Teacher, Teacher please be my side, 
With you my sorrow and pain gets hide.

(Kara)
Teacher, Teacher please be my candle, 
Remove the dark of my life like an angel.


(Kira)
Teacher, Teacher please don't leave me ever, 
I need your love and help for forever. 

Sweet banget kaaan puisinya... Tapiii.. sebel deh kalau mereka mulai kambuh isengnya.. Kata-katanya suka dipelesetin.. yang harusnya "Please be my guide.." bisa jadi "please bless us for today.." seperti bacaan do'a di sekolahnya... usil banget kaaann... xixixi... Kalau udah kambuh usilnya, gak tahan buat gelitikin dua bocah iseng inih.. hehe.. hasilnya, bubar jalan deh belajar puisinya... 
Dengan semakin dekatnya deadline baca puisi, semoga hari H lancar baca puisinya yaa.. Wish Us luck!
Oh iya, biar makin semangat baca puisinya, bunda janjiin Kira dan Kara kalau lancar baca puisinya, kalau ada public perform, mereka boleh baca puisi pakai baju dan sayap kupu-kupunya.. Pastinya disambut teriakan dan semangat ceria dua gadis itu.. hehe... Keep Shining, cinta!!!! :)

Oct 25, 2013

Welcome to the Amazing Three

Welcome to the amazing three... Yup, sekarang kira dan kara sudah 3 tahun lebih.. saya mengalami petualangan yang berbeda lagi kali ini. Tahapan yang saya jalani bersama kira dan kara juga berbeda.
Di tahapan usia ini rupanya anak sudah mulai melangkah mandiri. Sekarang kira dan kara sudah tidak mau lagi digandeng tangannya kalo lagi jalan-jalan. "aku mau jalan sendiri bunda" Mereka tidak peduli entah saat itu sedang berjalan di gang perumahan atau sedang menyeberang jalan di jalan raya. Seolah jalan sendiri seperti orang dewasa itu keren. Terkadang musti agak tricky menghadapinya. kalo sedang jalan di gang perumahan biasanya saya biarkan saja. Apabila ada mobil atau motor yang lewat,, selalu saya ingatkan untuk hati-hati dan berjalan dipinggir. Namun kalo sedang di jalan raya saya misti putar otak untuk terkadang pura-pura takut agar mereka mau menggandeng tangan saya. Hmmm.. meski sebenarnya takut beneran juga kalo mereka jalan sendiri dan tiba-tiba nyelonong lari. heuheu...
Di usia ini juga mereka lebih suka melakukan hal-hal kecil sendiri. seperti kalau mau minum UHT, sudah tidak mau lagi dibantu masukin sedotannya. Maunya pakai sepayu sendiri. Sudah mahir lepas dan pakai celana dan kaos sendiri. Meskipun beberapa kali kebalik depan-belakangnya. Dan seperti biasa, si ayah selalu saja telat sadar tahapan perkembangan anaknya. Pernah ketika mereka menemani saya lari di kebun bibit Kara tantrum hebat. Gara-garanya ketika saya sedang lari kira dan kara ditemani ayahnya duduk di pinggir danau sambil minum UHT. Dan ayahnya bermaksud membantu memasukkan sedotan, Kara marah hebat karena dia merasa bisa dan gak mau dibantu. dan dia minta sedotan itu ditempel lagi ke kemasan UHT agar bisa dia ulang lepasinnya. Akibatnya acara lari baru dapat 1 putaran harus berhenti, dan pulangnya ayahnya harus mengganti dengan UHT yang baru yang masih lengkap dengan sedotan menempel dikemasannya. haha..
Diusia ini pula mereka sudah mulai bermain secara mandiri. Saya mulai jarang terlibat permainan mereka. Biasanya mereka kompak bermain sesuatu berdua, terlihat asyik dan seru, Bahkan sore tadi mereka main kejar-kejaran berdua sampai keringat basah kuyup. Jadi bundanya ini bisa mengerjakan kerjaan yang lain.
Kira dan Kara juga mulai memilih stylenya sendiri. Kalau Kara suka segala sesuatu yang berbau princess dan berwarna pink, Kira lebih suka yang sporty dan tomboy. Kalau dapat kado rok bunga-bunga warna pink, Kira jaraang sekali mau memakainya. Hanya saat-saat tertentu saja dia mau dan minta untuk pakai. Namun kalau dapat oleh-oleh kaos, maka jangan harap kalau Kara mau memakainya. Kecuali kaos untuknya berwarna pink atau berkesan girlu. Kalau sudah begitu, Kira yang kejatuhan rejeki menerima oleh-oleh dobel, karena menerima hibah oleh-oleh untuk Kara. Jadi seperti ada kesepakatan tak tertulis diantara mereka, ketika menerima kado atau oleh-oleh maka yang Pink itu untuk adik dan warna selain itu punya kakak.
Selera film pun juga berbeda. Kalau Kara suka hello kitty, mickey mouse, maka Kira lebih memilih nonton film robot atau harry potter. Akibatnya, ketika nonton film-film itu saya harus intens menemani karena ada beberapa film yang banyak adegan kekerasannya. Saya belum pernah skip adegan-adegan itu, tapi saya selalu diskusikan apa yang mereka lihat. apa pendapatnya, bagaimana seharusnya, karena merekapun juga selalu banyak bertanya itu kenapa bunda, kenapa bisa gitu, itu gimana ceritanya, bla,,bla..bla..
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kira dan kara pun mulai lebih kritis, seperti Allah itu ada dimana bunda, kalau anak boy itu pipisnya pake apa bunda, kalau maemku itu masuk mulut terus kemana, bernapas itu apa, udara itu apa, pohon itu maem gak, kupu-kupu itu maemnya apa, tikus itu ada yang boy ada yang girl juga gak,  dan masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan "ajaib" yang setiap hari saya terima. Sekarang bundanya mulai banyak baca ensiklopedia pengetahuan. Ternyata ensiklopedia anak-anak itu luar biasa membantu. Semoga bunda selalu dapat rejeki lebih untuk dapat menambah koleksi bukumu nak.. hehe..
Ke depan saya masih akan banyak mengalami petualangan yang amazing, karena tahapanini belum selesai saya jalani. Saya yakin semua petualangan yang akan datang akannselalu membawa perjalanan penuh warna dan berlimpah ilmu baru bagi saya. thank you dear for taking me into this amazing three.. :)

Oct 24, 2013

New Baby Bala-bala...

Ini sebenarnya postingan gak penting-penting amat. Tapi karena lagi jatuh cintrong, jadi apa aja dianggap penting.
Ceritanya bunda lagi jatuh cinta sama sepatu ini.

Awalnya beli sepatu ini gak sengaja juga. Dari sekedar pengen beli sepatu untuk lari yang ringan dan nyaman. Tapi pengenya masih sekedar angin-anginan, karena emang post dananya belum ada. Pas lagi muter di Royal Plaza, iseng mampir di Sport warehouse. Eh ada diskon gila-gilaan. Awalnya naksir Merrel, tapi ternyata size yang dicari gak ada. Lalu tertambat pada Reebok ini. Sizenya ada, harga pun sangat ramah di kantong, jadilah dibungkus dan dibawa pulang. Sampai rumah dilihatin ke hubby, eh dia juga sukaa.. Alhamdulillah dapat acc juga. Lalu dicoba dipake lari, enaakk.. enteng.. nyaman...dan rasanya pergelangan kaki gak senyeri dulu sebelum pake sepatu lari beneran.
Lalu sepatu kantor yang mulai usang pun jadi dipensiunkan. Dan akhirnya Reebok pun berubah jadi sepatu segala kondisi. Tiba-tiba pengen lari ya dipake lari. Dipake ke kantor hayuuukk.. Dipake jalan jauh juga mareee!! Dan rasanya di kaki juga gak pernah kegerahan meskipun semua badan keringatan, kaki tetap gak keringatan. Jadi gak bau deh sepatu dan kaki.
Lihat warna-warna debu di sepatu, itu tanda cintaku untuk sepatu Reebok. karena sering sekali dipake. hahaha... Semoga berjodoh lama dengan new baby bala-bala satu ini.. :D

Oct 17, 2013

Brighter Blog For a Brighter Year

Cihuuiiii... tampilan blog kali ini baru. Lebih colorful, lebih fresh, lebih cerah. Bosen dengan tampilan blog yang lama, gatel juga buat utak-atik lagi templatenya. Dasar masih amatir, jadi cari template yang langsung pasang dan gratis saja. And.. whoalaaaa... inilah blog keluarga Setyadi yang baru. Ehemmm.. so what do you think?? :D

Tampilan baru kali ini untuk persembahan pada diri sendiri dalam rangka anniversary. Telat sih, tapi gapapa lah ya cerita-cerita sedikit. Jadi, tanggal 15 kemarin adalah double anniversary, 4 tahun resmi menjadi Ny. Setyadi dan 1 tahun menjadi Moderator di The Urban Mama. Alhamdulillah... Seneng karena bisa jadi double alarms. Pesan dan kesan?! Hhhmmm.. 4 tahun menjadi Ny. Setyadi, adalah 4 tahun hidup di roller coaster. Naik dan turun sering membuat hati dagdigdug, excited, geregetan, lot of laugh and tears, lot of bless, lot of love. Yang jelas selalu penuh warna. And for you my dearest chubby hubby, thank you for always being there, during my up and down. Thank you for always being different, thank you for always being you!
1 tahun menjadi moderator, benar-benar penuh pengalaman baru, banyak sahabat baru, banyak ilmu baru, banyak kegiatan baru, banyak cinta baru, banyak canda dan tawa baru... bahagia!!!

Semoga dengan tampilan blog baru, bisa makin produktif isi blognya yaaa!!!
*toyor diri sendiri* :D

Oct 3, 2013

Aku Belajar Bersama Kalian

Weekend kemarin saya mendapat cerita yang lumayan mengejutkan. Cerita itu bermula ketika saya datang ke sebuah salon langganan untuk potong rambut. Ada satu karyawannya yang sudah biasa melayani saya, dan kita pun juga sudah akrab. Ketika selesai dikeramas dan masih menunggu giliran untuk potong, tiba-tiba Kira dan Kara menghampiri saya. Kebetulan memang saya mengajak Kira dan Kara untuk proses perkenalan ke salon. Selama ini saya selalu gagal meminta Kara potong rambut di salon, karena dia terbiasa saya potong sendiri. Jadi sekalian saya ingin menunjukkan ke Kara kalau salon bukan tempat yang menakutkan.
Ketika Kira & Kara masuk itulah, si mbak terkejut melihat anak kembar. Lalu dia lanjut bercerita kalau sebenarnya dia pun kembar, tapi sudah lama tidak bertegur sapa dengan saudara kembarannya. Dia berdalih selalu tidak ada kecocokan, sering bertengkar, saudaranya yang bla...bla...bla...  Hati saya pun tercekat. Entah mengapa, cerita ini bukan satu-satunya yang pernah saya dengar. Saya pun juga pernah bertemu dengan seorang ibu bersama 2 putri kembarnya ketika di masjid. Si ibu pun mengeluh kalau anak kembarnya tidak pernah akur, selalu saja bertengkar.

Saya sendiri membayangkan bila melihat dua putri kembar saya bertengkar, hati saya pun tersayat. Suami saya pernah berkata kepada saya, kesedihan orang tua yang paling mendalam itu ketika melihat anak-anaknya bertengkar. Saya tidak ingin jika Kira dan Kara tidak bisa akur, bahkan sampai dewasa. Saya tidak ingin anak-anak saya hidup tanpa saling bertegur sapa dan terputus tali silaturahminya. Disaat saya tertatih-tatih belajar masa tumbuh kembang anak di usia emasnya, saya dikejutkan oleh cerita-cerita yang membuat hati saya teriris.
Saya memang bukan seorang psikolog. Saya pun baru 3 tahun lebih beberapa bulan menjadi seorang ibu. Semua pengetahuan yang pernah saya baca, saya dengar, dan saya pelajari masih sangat jauh dari memadai untuk menjadi seorang ibu yang bijaksana. Jalan saya untuk "berpetualang" bersama Kira dan Kara masih sangat panjang. Masih teramat sangat banyak yang harus saya pelajari agar saya mampu membawa mereka menjadi pribadi yang cerdas,  mandiri dan penuh kasih.
Saya menyadari kalau Kira dan Kara adalah dua pribadi yang amat sangat berbeda meskipun mereka terlahir kembar. Kira adalah anak yang ekspresif, terbuka, dan berkepribadian lembut. Sedangkan Kara adalah anak yang tangguh, kuat dan tertutup.  Dua sifat yang berlainan inilah yang sebenarnya adalah sifat yang saling melengkapi.  Tak layak bagi saya untuk membanding-bandingkan diantara mereka, yang membuat mereka menjadi saling berebut perhatian.  Betapa kebahagiaan saya tak terhingga ketika melihat mereka dapat kompak bermain, meskipun tak jarang selalu diselingi perbedaan pendapat.  Namun bukankah perbedaan pendapat memang sesuatu yang wajar diantara dua pribadi yang berbeda?! Perbedaan pendapat bukanlah suatu hal yang dapat dijadikan alasan untuk memulai perselisihan.
Saya sendiri adalah pribadi yang keras kepala, tertutup dan tidak mudah menyerah. Bersama Kira dan Kara saya belajar untuk selalu bersepakat, bernegosiasi, menghargai perbedaan dan saling memaafkan. Berkat Kira dan Kara lah saya banyak belajar tentang indahnya saling melengkapi. Dari Kira dan Kara pula saya belajar untuk menggunakan kedua telinga saya untuk lebih banyak mendengarkan, kedua mata saya untuk melihat dengan teliti, menggunakan kedua tangan saya untuk lebih banyak membantu, menggunakan kedua kaki saya untuk melangkah lebih jauh lagi, dan menggunakan hati saya untuk belajar meredam gejolak emosi saya yang mudah sekali meledak.

Dulu seorang teman pernah berkata kepada saya kalau ibu dari anak kembar adalah seorang ibu pilihan. Karena hanya 2% ibu yang diberi anugerah anak kembar. Dari dari 2% itu tidak semua dapat terlahir normal dan tumbuh besar bersama, mengingat resiko mengandung anak kembar sangat besar sekali. Saya sering mengingat kata-kata itu ketika saya mulai lelah melihat Kira dan Kara bertengkar berebut mainan. Saya tahu saya tak pantas untuk menyerah. Saya seharusnya mampu berjalan lebih jauh lagi untuk belajar bersama-sama bersama Kira dan Kara tentang arti berbagi, bergiliran dan menghargai hak orang lain.
Semoga apa yang saya tabur hari ini bersama Kira dan Kara akan menuai momen-momen penuh keindahan bersama. Saya tidak ingin berhenti belajar dan melangkah. Karena saya ingin melihat Kira dan Kara terus saling bergandengan tangan untuk saling menguatkan dan selalu berbagi kasih.

Sep 29, 2013

Profesi Baru & Kantor Baru

1 bulan ini saya menjalani profesi baru sebagai seorang tutor di sebuah preschool. jadi sekarang ada 3 profesi yang saya jalani, lengkap dengan 3 kantor. 1 kantor dalam arti sebenarnya yang ada di sebuah gedung perkantoran, 1 kantor di dunia maya, dan 1 kantor di rumah. Karena preschoolnya berkonsep homeschooling, jadi tempatnya ya di rumah. Kebetulan memakai rumah seorang teman yang dijadikan basecamp homeschooling kita. Pekerjaannya tentu seputar mendidik anak, karena kebetulan saya memegang kelas golden A yang berusia dibawah 3 tahun dan masih dalam pendampingan orang tua, tentu interaksinya juga bukan hanya dengan si anak, tetapi juga dengan orang tua anak.

Profesi ini lebih menantang dan merupakan dunia baru bagi saya, karena saya menghadapi berbagai macam tipe dan sifat anak yang berbeda beda, lengkap dengan sifat orang tua yang juga bermacam-macam.  Beberapa kasus psikologi anak pun sempat membuat kening saya berkerut dan bertanya-tanya. Maklum saya bukan seorang psikolog dan baru 3 tahun menjalani profesi sebagai seorang ibu. Jadi pengalaman saya pun amat sangat terbatas. Ilmu saya hanya dari google, twitter, buku dan mendengar cerita dan pengalaman teman.

Namun saya beruntung, sebagai seorang moderator di the urban mama, saya banyak menghadapi berbagai metode pola asuh, yang meminimalisir saya untuk menghakimi orang lain tentang pola asuhnya. Dari TUM Family lah saya belajar untuk menghargai pola asuh orang lain karena memang tiap orang memiliki pribadi yang berbeda. Kalau kata Fanny, ibarat anak-anak adalah selembar kertas, maka bisa saja berupa kertas HVS, art paper, kertas HVO, dan banyak lagi dan tentunya tebal-tipisnya pun bermacam-macam. Sedang orang tua ibarat pena, maka bisa berupa pensil, bolpoin, spidol, dan bermacam lagi yang tentunya juga memiliki ujung yang berbeda keruncingannya. Pola asuh yang ideal adalah ketika 1 jenis kertas dengan ketebalan tertentu bertemu dengan 1 macam pena dengan jenis dan ujung keruncingan yang sesuai. Bila tidak sesuai bisa saja kertas berlubang, tinta belepotan atau malah tidak bisa dicoreti sama sekali.

Dulu, pernah seorang guru berkata kepada saya, jika kamu ingin menjadi seorang guru, kelak jadilah guru yang mendidik, bukan hanya guru yang mengajar. Abjad, Angka, penjumlahan, perkalian bisa kamu ajarkan dalam waktu 1 hari. Tetapi moral dan perilaku membutuhkan didikanmu seumur hidup. Sekarang saya sadari, membangun pondasi dasar perilaku anak memang tidak bisa instan dan cukup 1-2 kali nasihat dan contoh, melainkan membutuhkan rutinitas yang konsekuen.

Semoga saya mampu menjadi pena pendukung yang akan memperindah pola-pola di kertas anak-anak.  Seperti impian kanak-kanak saya yang hingga saat ini belum pudar, saya ingin menjadi guru karena saya ingin semua anak mendapatkan pendidikan yang layak.  Semoga Tuhan selalu memeluk mimpi-mimpi saya.

Jul 24, 2013

Cerita tentang "berbagi"

Beberapa kejadian belakangan menggerakkan tangan saya untuk menulis tentang ini.  Cerita berawal ketika saya mengajak Kira & Kara untuk sholat taraweh di masjid dekat komplek rumah. Berjodoh sekali, tepat dibelakang kita duduk sepasang anak kembar yang sudah kelas 3 SD bersama ibunya. Sebelum sholat dimulai berceritalah si ibu kalau anak kembarnya sering bertengkar dan berebut. Di otak saya sempat  berkecamuk, benarkah masih sering bertengkar? Atau hanya ibunya yang hanya melihat sisi pertengkaran anaknya dengan mengabaikan prestasi anak? Kalau iya masih sering bertengkar, kenapa?
Hari demi hari otak saya masih saja digerogoti dengan beberapa kejadian yang sepertinya selalu mendorong saya untuk menulis cerita tentang ini.
Sering sekali ketika jalan-jalan dan berpapasan dengan orang yang senang melihat anak kembar selalu saja menanyakan "kembar ya?" dan pertanyaan lanjutannya "di rumah sering bertengkar gak?" berlanjut dengan curcol ala ibu-ibu "anak saya di rumah sering bertengkar... kakaknya suka godain adiknya.." dan bla... bla... yang lain.
Hari ini pun ketika di sekolah ada teman sekolahnya yang tiba-tiba mengambil mainan yang ada di tangan Kara. Awalnya saya tidak terlalu memperhatikan. Setelah mainannya diambil, Kara mendekati saya dan bilang "bunda mainanku diambil, aku kasihkan saja ya? aku ambil mainan yang lain ya?"
Saya pun tercekat. Saya seperti menuai apa yang selama ini saya tanam. Dengan tersenyum saya temani Kara mencari mainan yang lain dan saya support untuk bermain bersama teman-temannya yang lain.

Di forum the urban mama saya selalu terpaku dengan thread tentang "anak tidak mau berbagi". Ingin sharing tapi selalu saja maju mundur. Berkali-kali saya hapus komen yang akan saya post. takut berkesan menggurui. tapi juga tidak punya solusi untuk anak yg belum memiliki sibling.

yang ini saya ceritakan adalah, sering dari kita hanya mampu berkeluh kesah ketika anak-anak sering bertengkar, rebutan, bahkan tak jarang saling pukul dengan saudaranya. Pernahkah kita bertanya kepada diri kita sendiri, apa ada yang salah dari yang saya ajarkan kepada anak-anak kita? Apakah kita memberikan contoh yang keliru? Apakah tanpa sengaja kitapun menjadi orang tua yang suka "merebut" di mata anak-anak kita? Apakah kita sudah mengajarkan cara berbagi dengan benar? apakah kita sudah mengajarkan kepada anak-anak kita cara meminta ijin dengan santun? Apakah kita sudah mengajarkan cara antri dan bergantian kepada anak-anak kita?

Cobalah untuk berkaca dan berdialog dengan diri sendiri. Kalo antri di kasir supermarket masih suka serobotan, maka jangan hardik anak ketika tiba-tiba merebut mainan temannya. Ketika kita masih suka ambil kue anak tanpa seijinnya, maka jangan marahi anak ketika masih suka rebutan. Ketika kita tidak mau berbagi kue yang melimpah dengan tetangga maka jangan harap anak mau berbagi mainannya dengan temannya.

Saya hanya mampu berbagi cerita saya mengajarkan "berbagi", "bermain bergantian" dan "bermain bersama-sama" bersama Kira dan Kara. Mungkin akan berguna untuk blogger yang memiliki anak lebih dari 1.

Bila identiknya anak kembar membeli segalanya serba dua, itu tidak berlaku bagi keluarga kami. Awalnya karena memang budget keluarga kami terbatas. Kami harus mampu mengatur pengeluaran agar Kira dan Kara tetap bisa menikmati mainan dan membaca tanpa harus menguras dompet.  Maka kami pun akan membeli mainan atau buku hanya satu untuk tiap jenisnya agar kami mampu beli banyak jenis. Dari sinilah kami mengajarkan Kira dan Kara dengan konsep "berbagi" dan "bergantian"
Misal, kami hanya membeli 2 buku dengan judul yang berbeda. Judul A dan Judul B. Kira bisa membaca lebih dulu buku A, dan Kara membaca buku B. Selesai membacanya, bisa saling tukar. Oh iya, konsep membaca bagi kira dan kara masih melihat gambarnya dan mengarang ceritanya versi mereka. hihihi... Jangan salah persepsi Kira & Kara sudah benar-benar bisa membaca yaaa... :D
Bergantian pun juga berlaku untuk mainan. Pernah kami membeli 2 mainan dengan beda jenis, seperti membeli Doctor tools dan Chef tools. 1 anak bermain play pretend sebagai dokter, dan 1 anak bermain play pretend sebagai chef. Mereka bisa berbagi, bertukar dan bergantian sesuai kesepakatan.
Apakah itu berarti Kira dan Kara sudah tidak pernah lagi berebutan sekarang? Pernah dunk! namanya juga 2 manusia yang berbeda, pasti akan ada konflik kepentingan. Jangankan yang masih anak-anak, yang sudah dewasa pun pasti masih pernah mengalaminya kan... Namun frekuensi sudah sangat jauh berkurang dibandingkan dulu. Lantas tidak mempan dunk teori "berbagi" nya? TIDAK JUGA. Konflik itu justru dibutuhkan untuk membangun kedewasaan anak dalam menyelesaikan masalahnya. Menghindari konflik sama saja berarti menunda dan menumpuk masalah. Lebih baik ajarkan anak cara menyelesaikan masalah. Ajarkan caranya menyelesaikan masalah, bagaimana bila ketika rebutan. Ajarkan kembali tentang berbagi dan bergantian. Ajarkan dengan cara yang fun, menyenangkan, mengasyikkan.
Bagaimana bila anak berebut main bola? Ajarkan anak cara bermain lempar-tangkap bola. Ketika anak berhasil menangkap bola, beri applause yang heboh dan meriah. Kalo mainnya asik anak pasti seneng.
Bagaimana bila anak berebut main boneka? Ajak anak yang lain cari peralatan dokter. Maen play pretend dokter-pasien. 1 anak jadi dokter, 1 anak yang gendong boneka jadi ibu pasien. Ajarkan percakapan dokter dan pasien. Lebih asik bermain bersama kan?!
Bagaiman bila berebut main mobil-mobilan?! Coba deh lebih kreatip. anak yang lain bisa diajak jadi petugas pom bensin atau jadi montirnya kan?!
Wah jadi orang tua harus kreatip ya?! Gak harus, saya pun juga bukan ibu yang kreatif. Yang penting mau belajar, pasti ada kemajuan. Kalo gak maju-maju? Ya belajar lagi... :D

Kalo hanya punya anak satu gimana? Ya tetep ajarkan. Di forum seorang teman bercerita kalo dia punya anak satu tapi mampu berbagi dengan temannya di usia nya yang masih kecil. cara dia mengajarkan juga asik. Mereka membuat aturan. Misal ketika si anak nonton TV, mereka buat perjanjian, nanti jam sekian gantian mama yang nonton berita yaa... Ketika jamnya tiba, ya konsekuen, anak berikan remotenya. Kalo masih belum bisa, masih ngambek, ajarkan anak menghabiskan waktunya dengan yang lain, bermain, membaca. setelah tenang, mamanya bisa nonton TV sesuai janji.
Mungkin bisa juga ketika dapat hantaran kue. biasanya kan kalo ada pengajian suka dapat kue 1 kardus tapi isinya beraneka macam kan?! Ajak anak untuk memilih satu atau dua kue yang dia suka. Katakan kalo kue yang C buat mama dan kue yang D buat papa yaa.. itu namanya berbagi.

Sekian dulu ya... mau lanjut masak untuk buka puasa di rumah. Ada yang mau menambahkan ceritanya? Silahkaan lhooo... :)

Jun 19, 2013

Belajar dan Berpetualang bersama Evamats

Siapa yang belum punya evamats? Hampir semua rumah yang ada anak kecilnya pasti punya matras warna-warni ini sebagai alas mainnya. Tapi ternyata selain sebagai alas main, matras ini punya banyak kegunaan lho.
Saya punya pengalaman menarik bermain bersama evamats ini. Beberapa minggu ini hampir setiap pagi dan sore Surabaya selalu diguyur hujan. Kalau biasanya saya sedikit meluangkan waktu untuk sekedar lari kecil atau berjalan-jalan diluar rumah bersama Kira dan Kara, kegiatan ini makin jarang kami lakukan karena cuaca yang tidak mendukung. Melihat Kira dan Kara hanya berkutat dengan ipad dan galaxy tab, hati saya cemburu. Pengen deh rasanya maen lompat-lompat, lari-lari di luar bersama Kira dan Kara. Hmmm... saya pun sibuk mencari ide (meskipun sebenarnya gak sesibuk yang dibayangkan) hehe.. Melihat tumpukan evamats yang teronggok manis, saya mendadak punya ide. Yuk ah kita lihat apa saja yang bisa kita kerjakan bersama evamats ini:

1. Bermain Puzzle
Evamats yang dilengkapi dengan gambar warna-warni ini, bisa merangsang anak untuk melatih motoriknya dengan bermain puzzle. Awalnya ajarkan saja cara melepas semua pernik-pernik gambar, angka dan huruf-hurufnya. Kalau anak masih frustasi tidak bisa memasangnya kembali, ajarkan pelan-pelan. Awalnya saya tempatkan gambar diatas lubang, Kira dan Kara tinggal menepuk-nepuk hingga gambar masuk ke lubangnya. Makin lama mereka mampu menempatkan gambarnya sesuai bentuk lubangnya. Bermain puzzle juga mengajarkan anak untuk bersabar dan teliti. Kita juga harus ingat kalau mengajarkan sabar pada anak itu juga harus dengan sabar. Kalau anak tantrum karena tidak bisa melakukannya sendiri, tidak perlu galau, sedih atau marah yaa.. :)

2. Bermain Lompat Katak

Permainan ini untuk melatih motorik kasar anak. Saya menempatkan evamats dengan jarak yang bervariasi, kemudian saya ajak anak melompat dari satu evamat ke evamat yang lain. Persis seperti main lompat dari satu batu ke batu tapak yang lain yang biasa ditata di taman.
Hanya saja posisi batu digantikan dengan evamat. Menyenangkan? tentu saja.. anak-anak berlomba-lomba untuk dapat melompat tanpa kakinya jatuh di lantai. Jangan lupa mengatur jarak sesuai jangkauan anak. Perlahan perlebar jaraknya. Lompatnya pun bisa bervariasi, mulai dari melatih melompat dengan 2 kaki bergantian atau melompat dengan dua kaki sekaligus. Untuk anak 3 tahun ke atas bahkan mulai bisa diajarkan melompat dengan 1 kaki.

3. Bermain Lompat ZigZag
Bosan dengan permainan lompat katak yang biasa, bunda bisa merubah aturan permainannya. Atur evamat sedemikian rupa yang memungkinkan anak dapat melompat secara zigzag seperti gambar disamping. Fungsinya? Selain melatih motorik, permainan ini melatih anak untuk berkonsentrasi. Salah melompat, minta dia untuk mengulangi dari awal. Anak harus konsentrasi agar dia bisa cepat finish tanpa harus mengulang lagi.

4. Bermain tebak Warna
Permainan ini juga tidak kalah serunya. Untuk anak yang sedang belajar warna, bisa dijadikan sebagai alat belajar yang menyenangkan. caranya pun bervariasi, intip yuk:
-  Setelah evamat yang berbeda-beda warna diatur sedemikian rupa, bunda dapat berteriak menyebutkan satu warna kemudian minta anak berlari ke warna yang diminta.
- Atur evamat seperti pada permainan lompat katak. Sambil melompat, anak diminta untuk menyebutkan warna evamatnya.
-  Setelah lancar, atur evamats seperti lompat zigzag, kemudian minta anak menyebutkan warna seperti sebelumnya.
Karena Kira dan kara sudah lancar mengenal warna dalam bahasa Indonesia, saya gunakan permainan ini untuk mengenal warna dalam bahasa Inggris. Berkat permainan ini, sekarang Kira dan Kara terbantu mengenal warna dalam bahasa Inggris.

5. Bermain Yoga
Selesai dan capek bermain lompat-lompat dan belajar bersama evamats, sekarang saatnya memanfaatkan evamats sebagai alas untuk yoga. Banyak sekali tutorial yoga for kids yang bisa dilihat di youtube. salah satu favorite kita, bermain yoga bersama jamie dari Yoga Cosmic Kids ini.

Seru bukan. Ternyata kita bisa melakukan banyak hal hanya dari satu jenis barang ini. Yuk bunda, share ide bermain bunda yang lain yuk... biar kita bisa menjadikan waktu bersama anak, bukan hanya seru, tapi juga penuh ilmu :)


Apr 18, 2013

Healthy Fun Adventure

Posting ini sebenarnya dalam rangka campaign the urban mama: Healthy Mama, Modern Kartini
Keren yaaa..
Saya? Tentu saja gak mau ketinggalan. Salah satu kegiatan favorite yang menyehatkan, apalagi kalo bukan hiking. Meskipun sekarang sudah jauh banyak berkurang hiking di tempat-tempat menarik, tapi tidak mengurangi semangat untuk hiking alias jalan-jalan dimana saja kaan..
Bahkan sekarang saya sudah mulai menularkan kegiatan gemar berjalan kaki ini kepada Kira dan Kara. Kita memulainya dengan kegiatan yang paling sederhana. Selalu berangkat dan pulang posyandu dengan berjalan kaki, meskipun berjarak 2 gang dari rumah. Bahkan belanja ke indomaret, kalau pagi hari saya ajak Ki-Ka berjalan kaki. Lumayanlah, PP bisa 1 KM lebih lhooo..
Berikut beberapa foto saya waktu hiking.

Oh iya, kalau hiking, ada 2 logistik yang tidak lupa selalu ada di tas adalah air mineral dan buah. Buah? iya, segerrr... kalau bawa pisang, bisa bikin kenyang pula... Sehat.. Meskipun tidak sedang hiking, buah adalah makanan favorite saya. Minum jus juga jadi kegemaran saya. Eh nular juga lho ke Kira-Kara. Bahkan favorite pisang kita sama, pisang raja.. horeee...

sekian. :D

Mar 15, 2013

Our Chit-Chat (1)

Suatu sore, 2 hari yang lalu ketika bunda pulang dari kantor, Kara dan Kira menyambut di depan pintu. Melihat baju dan celana bunda ada yang basah, Kira dan Kara bereaksi. Ini sedikit obrolan kami:

Kira : Baju bunda basah ya?
Bunda: Iya kak, bunda kehujanan...
Kara: Bunda gak pake jas hujan?
Bunda: enggak, bunda pake payung..
Kara: Harusnya pake jas hujan bunda... (it's true, bunda tidak salah dengar ketika Kara benar-benar bilang "harusnya")
Bunda: Kenapa harus pake jas hujan, dik?
Kara: "biar gak basah bunda... biar gak kena hujan.."
Bunda: "Bunda gak punya jas hujan. Yang punya jas hujan ayah dan om nunny... Bunda punya nya payung.."
Kara: "Nanti kalo adik sudah besar, adik belikan ya bunda.. biar bunda gak kehujanan..."
Kira: "Nanti kakak yang boncengin ya bunda..."
Bunda: "Oh yaaa.. terima kasih ya dik.." lanjut.. "boncengin kemana kak?"
Kira: "boncengin pake motor.. kayak ayah... anterin bunda ke kantor..."
Bunda: *melting*





Mar 14, 2013

Our Newest Fun Adventure

Minggu kemarin saya bersama Kira & Kara naik kereta api pulang ke Surabaya. Perjalanan mudik dengan kereta api bukan hal baru bagi saya dan Kira - Kara.  Sejak tahun kemarin kami rutin mudik naik kereta api. Alasannya sederhana, moda transportasi ini paling nyaman, lebih cepat, dan mudah di dapat tiketnya. Untuk kami yang mudah mabuk perjalanan, naik kereta api amat sangat membantu. Bosan dengan perjalanan, kami bisa berjalan-jalan di lorong kereta.  Jadi apa yang baru kali ini??

Apabila biasanya saya selalu ditemani suami atau mertua, kali ini tidak ada yang bisa menemani. Suami sudah terlanjur handle kerjaan yang tidak bisa ditinggal. Adik-adik saya masih sibuk dengan urusan hajatan di rumah karena memang saya pulang dalam rangka pernikahan adik bungsu saya.  Jadi? Saya nekat naik kereta api hanya bertiga bersama Kira dan Kara.

Reaksi orang sekitar saya? Mostly mereka khawatir. Karena saya membawa 2 anak yang sedang lincah-lincahnya, ceriwis-ceriwisnya dan penuh rasa ingin tahu. Tapi saya tahu, saya yakin, saya bisa.. Setelah mendapat ijin dari suami, maka saya mantap untuk pulang naik kereta api hanya bertiga bersama Kira & Kara. 2 hari sebelum keberangkatan saya sudah bilang sama Kira dan Kara kalo nanti pulang ke Surabaya hanya dengan bunda. Ayah akan naik bis lebih dulu.. dan bla.. bla.. yang lainnya. Tujuannya, saya ingin mempersiapkan mental Kira & Kara agar lebih berhati-hati sepanjang perjalanan nanti. Jujur, saya sendiri sebenarnya juga deg-deg'an dengan reaksi Kira - Kara nanti. Karena biasanya mereka tidak bisa duduk diam di kursinya. Selalu memaksa ayahnya untuk jalan-jalan di lorong kereta. Bukan karena bosen, tapi karena banyak hal baru yang bisa mereka lihat dari pintu Kereta api yang berjendela lebih lebar. Dan mungkin mereka juga menikmati jalan-jalan dengan sensasi goncangan kereta. hehe...  Surpraise-nya, sepanjang perjalanan saya mendapati Kira & Kara bertingkah sangaaatt manis dan kooperatif. Mereka masih ingin tahu tentang semua yang mereka lihat. Seperti ketika mereka ingin lihat rel kereta,  saya bilang, "hati-hati, mundur.. jangan terlalu dekat rel.." Mereka dengan sangat patuh melihat rel kereta dari jarak yang aman.. tentunya masih dengan buntut2 pertanyaan "kenapa bunda?", "Kereta punya roda ya bunda?" dan banyak lagi..


Bahkan di dalam kereta yang biasanya mereka tidak sabar duduk dikursinya, kali ini mereka hampir tidak meminta untuk jalan-jalan di gerbong, kalau saya tidak menawarinya. Bahkan ketika saya tawari pun, mereka menjawab "enggak bunda.. nanti gak ada yang jagain tasnya..." Reaksi saya? Terkejut, surpraise, dan ternganga... Never crossed in my mind!
Kompensasinya, saya bercerita tentang banyak hal.. tentang hutan, apa manfaat hutan,  tentang sawah, tentang bagaimana Pak Tani bekerja. Mereka menyambung dengan cerita imaginasi mereka tentang hutan dan tebing dan awan yang berarak-arak... Sungguh, saya tidak pernah menyangka, Kara mampu membuat cerita imaginasinya tentang hewan yang ada di hutan. Kara bercerita, Kira menimpali, menyambung, hingga menjadi 1 buah cerita tentang seekor anak panda yang melihat awan yang sedang berarak-arak dan bulan dari atas tebing di sebuah hutan. Sebenarnya ada percakapan si anak panda dengan awan dan bulan.. tapi karena lupa seperti apa, jadi saya tidak bisa bercerita ulang deh.. Yang jelas saya tersenyum-senyum sendiri mendengar mereka bercerita dan takjub sepanjang perjalanan itu... Hingga saya lupa mengabadikan cerita itu dalam sebuah dokumentasi.. Yang saya ingat hanya "betapa Tuhan maha Pemurah dan tidak ada lagi alasan bagi saya untuk tidak bersyukur.."



Untuk membuat perjalanan lebih nyaman, ada beberapa hal yang saya persiapkan. Tidak banyak memang, tapi sangat berguna. Antara lain:

1. Menyiapkan mental Kira & Kara dengan memberitahukannya sebelum perjalanan. Paling tidak, mereka berhak tahu apa yang akan dihadapi nanti dan apa yang harus mereka lakukan untuk kenyamanan dan keselamatan bersama.

2. Mempersiapkan bawaan. Pastikan barang bawaan tidak terlalu banyak, karena konsentrasi utama pada anak-anak. Saya hanya membawa 1 koper dan 1 sling bag. Koper berisi baju-baju dan sling bag berisi 1 baju ganti, snack buat Ki-Ka, dompet, HP, tiket, dan perlengkapan domestik pendukung seperti tissue basah, minyak telon, tissue kering, dan lainnya.  Sebenarnya akan lebih mudah bagi saya seandainya ada ransel besar. Tapi karena tidak ada, koper pun jadi. Dengan pertimbangan, apabila memang ribet maka saya bisa menyewa porter yang sekarang mudah dijumpai di stasiun. Apalagi porter sekarang lebih tertib dan aman karena terdaftar dan terlisensi oleh PT. KAI. Beberapa ribu untuk porter tidak masalah asal keselamatan dan kenyamanan 2 bocah saya tetap terpantau.

3.  Tidak lupa membawa bekal untuk si bocah seperti: snack, susu, minuman, makanan atau bahkan mainan agar 2 bocah tidak bosan. Apabila bosan, anak akan rewel. Dan rewel akan membuat mood bunda jadi terganggu, dan perjalanan tidak lagi nyaman deh.. Jadi jaga mood anak dan ibu itu penting!

4. Jangan terlalu ribet dengan barang. Siapkan tiket dan HP di tempat yang mudah dijangkau.  Uang di tempat yang Aman. Ribet mencari 1 barang saja, akan menganggu kenyamanan. Jadi tas teroganisir itu gak kalah penting buat saya.

5.  Oh iya, memastikan si bocah dalam kondisi prima. Sehat, kenyang, tidak terlalu lelah/mengantuk. Karena namanya bocah, kalo gak fit atau terlalu capek pastilah rewel.

6. Tentunya memastikan moda transportasi dan keadaan stasiun aman dan tidak crowded. Kereta api dan stasiun sejauh ini transportasi paling aman dan nyaman untuk perjalanan bersama anak.

Buat saya, perjalanan tersebut benar-benar petualangan yang luar biasa bersama Kira dan Kara... Jadi, gak takut lagi dunk jalan-jalan hanya bersama anak-anak sajaa?! :D

Jan 26, 2013

[Pepatah Jawa] "Abot Entheng Tak Sanggane"

Pernah mendengar tentang pepatah Jawa, ibarat kata "Abot Entheng tak sanggane"? Kurang lebih dalam bahasa Indonesia "berat-ringan biar kupikul sendiri".
Katanya ibu-bapak dulu, sebagai orang tua harus siap dengan segala resikonya. abot-entheng, berat-ringan, harus siap memikulnya. Memang setiap keputusan, setiap tindakan, setiap langkah kita pasti mengandung resiko. Dan memang apapun resikonya kita musti siap mempertanggung jawabkannya. Namun banyak yang masih memiliki persepsi berbeda.. Ada pula yang memiliki persepsi bahwa, berat-ringan tugas sebagai orang tua, resiko sebagai orang tua, sebaiknya anak jangan sampai tahu. Apa anda satu diantara yang memiliki pendapat serupa?
Karena hari ini saya benar-benar mendapat pelajaran berharga dari filosofi tersebut. Alkisah ada orang tua yang memiliki filosofi, apapun beban orang tua, apapun yang dialami orang tua, sebaiknya anaknya jangan sampai tahu. Karena memang itu sudah menjadi resikonya, sudah menjadi tugasnya. "abot entheng tak sanggane, mbak..." begitu konon katanya.. Waktu demi waktu berlalu.. si anak tumbuh dewasa dan sudah menikah serta memiliki anak. Hingga suatu saat, si orang tua mengalami kesusahan yang tidak bisa ditanggungnya sendiri. Bagaimana reaksi si anak? Adem ayem.. Karena ia tidak diajarkan untuk peka terhadap kesulitan orang tuanya. Bagaimana orang tua melihat anaknya yang tetep adem ayem saja? Nelangsa, tapi tidak lagi mampu berbuat apa-apa.. banyak alasan.. tidak tega untuk membebani si anak, si anak sudah terlalu banyak urusan, dan bla..bla.. yang lainnya..
Tanpa disadari, sikap "tidak tega" yang dimaksud si orang tua, justru menjadi boomerang bagi anaknya. Dan kini, si anak menjadi pergunjingan banyak orang.
Saya jadi ingat tentang kata-kata yang pernah saya baca dari tweet seorang psikolog. Apakah boleh orang tua mengeluh ke anaknya? Beliau menjawab "kenapa tidak?!" Beliau melanjutkan, kurang lebih seperti ini:  Adalah manusiawi ketika seorang mengalami kesulitan, maka ia meminta bantuan. Biasanya meminta bantuan dimulai dari orang terdekatnya atau orang yang paling ia percaya. Maka, sah-sah saja ketika orang tua mengeluh atau curhat sama anaknya. Itu bukan dosa kok buat orang tua. Malah akan mengajarkan pada anak, bahwa orang tuanya juga manusia yang memiliki masalah, yang bisa sakit, bisa luka. Anak yang tidak diajarkan untuk peka terhadap keadaan sekitarnya, akan tumbuh menjadi anak yang egois dan tidak tanggap. Asal, keluhan masih dalam tahap yang wajar.. Karena bila anak terlalu sering melihat orang tuanya menangis, terlalu sering melihat orang tuanya tersakiti, atau terlalu sering mendengar keluhan dari orang tuanya, juga akan mempengaruhi perkembangan psikologisnya. Anak bisa tumbuh menjadi anak yang kurang percaya diri dan pemurung.
Ketika berkali-kali saya mendengar cerita tentang si anak tersebut, saya jadi teringat dengan ibu psikolog cantik di tweeter.. ternyata memang benar yaa.. Tidak ada salahnya lho orang tua curhat ke anak... 
Jadi, ketika pulang kantor, naik bemo, hujan deras, macet dan sampai rumah basah kuyup, masih sah dunk cerita ke anak-anak bagaimana tadi perjalanan pulang kantor??! hihihi... *pembelaan diri*
Saya juga inget almarhum Om saya. Keluarga Om saya terbiasa bangun sebelum shubuh. Keluarga disini maksudnya seluruh anggota keluarga, istri dan anaknya. Jadi kalau saya maen dan menginap di rumah om saya, maka saya akan sudah mendengar kegiatan rumah sudah aktif dan berjalan dimulai pukul 3.30-4.00 pagi. Dimana semua anggota keluarga sudah mulai bangun dan langsung mandi (ini wajib bahkan saya pun akan dipaksa utk mandi jam 3.30 pagi sama om). Selanjutnya sholat, masak, bersih2, siap ke kantor atau sekolah. Alasan Om saya membiasakan anaknya bangun pagi buta karena beliau ingin anak-anaknya tahu kalau rumah bersih dan nasi yang ada di meja makan tidak datang begitu saja. tapi pagi-pagi buta ibu masak, dan beres2 rumah. Maka sejak kecil Om membiasakan anaknya untuk selalu ikut bangun ketika om dan bulik saya bangun. Ikut mandi juga.. air sumur.. Katanya air dingin akan membuat mata jadi melek, dan otot2 aktif bekerja.. artikel ilmiahnya googling aja kali yaa.. kalo saya pernah baca memang mandi air dingin bisa meningkatkan sirkulasi darah dan meningkatkan metabolisme. Setelah bangun dan mandi, si anak mendapat job desc membantu orang tuanya. Bentuk bantuan tentu saja disesuaikan usianya. Jadi kalau dulu masih kecil, sebisa mungkin saya hindari menginap di rumah Om, karena saya males harus bangun pagi buta dan mandi air dingin.. hihi.. bener-bener menyiksa, karena saya tidak terbiasa.. haha.. Kalau sekedar membantu beres2 rumah sih saya tidak pernah keberatan, karena dari SD saya sudah terbiasa membantu ibu beres2. Tapi buat sepupu saya yang sudah terbiasa dari kecil, mandi air dingin pagi buta bukan lagi beban, tapi kegiatan yang menyenangkan.. bahkan dia bisa mandi air dingin pagi buta dengan sambil bersenandung dan menertawakan saya yang masih usep2 mata.. Dan sekarang sepupu saya tumbuh menjadi anak yang peka dengan keadaan orang tuanya. Karena keterbatasan ekonomi orang tuanya, maka ia pun tidak keberatan kuliah sambil kerja. Bahkan ketika om saya meninggal, adik saya pun bisa membantu ibunya, menguatkan ibunya. Si anak tumbuh menjadi anak yang tangguh.
Bagaimana saya mengajarkan Kira-Kara? Yang jelas, belum bisa seperti om saya, yang harus bangun pagi buta dan mengharuskan mandi air-dingin. Saya masih menikmati bangun pagi buta, ambil HP, login theurbanmama, masuk selimut lagi. heuheu.. tapi saya juga tidak ingin anak-anak saya tumbuh menjadi anak egois, yang tidak peka dengan keadaan sekitarnya.. maka, saya masih melanjutkan perjuangan memperbaiki diri dan terus belajar. Memang benar "there is always different story in every parenting style"
Sekian, semoga bisa dijadikan bahan pelajaran buat yang lain.
Mendidik anak itu ternyata ada "sekolah"nya kok... Tergantung seberapa besar kamu mau belajar??!
cheers! :)