Dec 17, 2012

Sekolah menjadi Orang Tua

Banyak dari kita memiliki mimpi yang pasti menjadi orang tua dan harapan tentang anak-anak kita. Sepertinya menjadi orang tua adalah naluriah yang ada di lingkungan dan sosial masyarakat kita. Bahkan ketika dianggap sudah "berumur" namun belum menikah atau memiliki anak pasti akan banyak kalimat tanya yang berputar di telinga. Itulah culture di mana kita tinggal. Mungkin terdengar cukup simple dan biasa. Tapi bagi saya, menjadi orang tua itu pengalaman yang membuat dunia saya "jungkir balik".

Bagi sebagian banyak orang tua, semua proses dari mulai melahirkan, menyusui, mendidik anak, sekolah, dan mendampingi anak-anaknya adalah naluriah. Banyak hal yang dilakukan sesuai adat kebiasan pada umumnya. Banyak keputusan yang diambil dengan pemikiran sederhana, spontan dan naluri orang tua yang kuat.
Tapi bagi saya, tidak demikian. Saya yang tidak pernah percaya diri dalam mengambil keputusan, perlu browsing berpuluh-puluh website hanya demi mendapat ide menghabiskan akhir pekan bersama anak-anak. Saya akan berpikir berhari-hari ketika melihat nafsu makan anak-anak turun. Saya tidak akan bisa tidur bermalam-malam sebelumnya ketika akan melewati proses menyapih. Dan itupun belum tentu keputusan yang saya ambil adalah keputusan yang benar. Saya masih akan menyesal dan berpikir berhari-hari setelahnya bahwa mungkin kemarin saya sebaiknya maen ke tempat "A" agar anak-anak lebih bahagia.

Memang menjadi orang tua itu tidak ada sekolah formalnya. Bahkan ilmu menjadi orang tua tidak ada yang absolute kebenarannya. Semua keputusan yang diambil oleh setiap orang tua, pasti memiliki landasan "demi kebaikan semua buah hatinya". Dan setiap pola asuh akan memiliki cerita dan jalan yang berbeda-beda. Semua bergantung pada kenyamanan hubungan orang tua-anak. Dan semua tidak akan pernah sama, seperti layaknya sifat manusia yang selalu berbeda. Itulah keunikannya.

Namun begitu, menjadi orang tua bukan berarti tidak perlu belajar. Menjadi orang tua bukan berarti bijaksana secara instan. Menjadi orang tua bukan berarti segalanya menjadi benar. Menjadi orang tua bukan berarti selalu menjadi hebat disaat bersamaan. Semua memerlukan proses, pembelajaran, trial and error, dan adaptasi.  Justru menjadi orang tua berarti belajar seumur hidup, karena seiring perkembangan waktu semua tidak akan pernah sama. Anak-anak tumbuh, lingkungan berkembang, teknologi semakin canggih, dan dunia tidak akan pernah berhenti di satu titik. Begitupun pengetahuan tentang menjadi orang tua tidak akan pernah sama dari waktu ke waktu. Anak yang berkembang normal dan bagus, juga akan memiliki perkembangan psikologis. Menghadapi anak yang psikologisnya terus berkembang, orang tua tidak bisa berdiam dengan hanya satu tindakan, atau menyerah kalah dengan tameng jawaban "jaman anak kita beda" atau "anak sekarang lebih pintar dari orang tuanya" atau bahkan sampai terucap "anak yang bandel".
Disaat tercetus di otak jawaban-jawaban itu, mungkin itulah red alert bahwa kita, sebagai orang tua sudah saatnya "up grade" ilmu. Tidak ada alasan yang tidak masuk akal dibalik tingkah "bandel" atau sifat yang "susah" setiap anak-anak.

Dan tulisan inilah yang kelak akan terus saya baca, ketika saya sudah mulai jumawa dengan semua ilmu dari bacaan yang saya peroleh. Ilmu itu belum seberapa. Ilmu dan pengetahuan itu akan terus berkembang. Jumawa dan berpuas diri, berarti saya tidak melangkah maju, tapi hanya berhenti disatu titik. Seperti quote cantik yang pernah saya dengar, "when you think you know everything, you know nothing" (hitam-putih).

Nov 22, 2012

Imunisasi KI-KA

Kemarin Ki-Ka imunisasi difteri. Kalo biasanya imunisasi di DSA, kemarin imunisasi di puskesmas. Pertimbangannya, setelah kontak DSAnya ternyata imunisasinya seragam dan gak ada yang "tanpa panas". Untuk ibu yang lain mungkin lebih memilih yang yang biasa, toh jenis imunisasinya sama aja. tapi buat bunda, itu berpengaruh sekali, dan penting. 1 bayi pasca imunisasi, panas, rewel mungkin wajar dan biasa. tapi 2 bayi pasca imunisasi, panas, rewel itu luar biasa rasanya... untuk mengurangi keriwehan seperti itu makanya bunda lebih memilih imunisasi di DSA, dengan biaya lebih mahal, tapi semua nyaman.
Karena kemarin imunisasi program dari pemerintah, dan vaksinnya seragam, jadi milih yang tersedia dekat rumah saja. di puskemas. gratis.
Persiapan sebelum imunisasi yang lebih rempong, asli bunda lebay sekali kali ini. persiapannya sampe bikin ayah cukup mengerutkan alis:
1. beli termometer infra-red.
Setelah menghabiskan lebih dari 4 termometer, karena dibanting KI-KA yang selalu marah kalo di ukur suhunya, bunda pengen beli termometer infrared. termometer digital dan raksa membuat KI-KA gak nyaman kalo di taruh di ketiak/mulutnya. Termometernya 10x lipat lebih mahal dari termometer biasa.. tapi ya sudahlah, karena termometer ini wajib punya, makanya ayah menyetujui untuk dibeli.
2. Memilih hari untuk imunisasi.
Kenapa penting, karena bunda harus ijin dari kantor. Katanya efek imunisasinya menyebabkan demam. Jadi bunda harus siap-siap kalo harus cuti dari kantor. Dan meskipun hari yang dipilih bunda meleset, karena batas waktu imunisasi. bunda mau tanggal 23 november ini imunisasi, ternyata imunisasinya cuma tersedia sampe tanggal 22. ya sudah terpaksa maju dan meleset dari jadwal. Beruntung kantor mengijinkan (enaknya bekerja di kantor yang cutinya selalu bisa dinegosiasikan )
Dan ternyata hasilnya...
KIRA-KARA cranky abis karena ternyata bekas suntikannya jauh lebih sakit daripada bekas suntikan di DSA. Efek memarnya lebih lama. Kalo kata Om Wima karena jenis jarum suntik yang digunakan berbeda. tapi apapun itu, yang jelas KI-KA lebih rewel. Dan KIRA ternyata demam sampe 38,6 C. KARA lebih suffer, dan suhunya kurang dari 38 C. Pagi hari sempat 38,1C dan itupun kurang dari 2 jam, setelah itu berangsur turun lagi. Bahkan KARA lebih ceria dan makan lebih banyak.
Semoga terus tumbuh sehat dan cerdas yaaa..

-yang selalu tertarik mengamati tumbuh kembang kalian-

Nov 16, 2012

Toilet Training KI-KA

beberapa hari ini bunda sedih juga bingung.. kok toilet training Kira - Kara mengalami kemunduran yaaa.. apa yang salah? bunda harus gimana? Biasanya kakak/adik sudah pinter soal pup. sebelum keluar, pasti minta pup di kamar mandi. tapi kok beberapa hari ini sering "kecolongan". bahkan sampe jatuh dimana-mana.. padahal baru 1 hari gak ngompol malam. Karena bingung, bunda sampe kelepasan marah sama kakak sama adik. Sediiihh banget.. harus gimana yaa?? Apa mungkin bunda harus ambil cuti khusus untuk handle toilet training Kira-Kara ini yaa? kapankah ki-ka siap untuk diajari toilet training? Padahal usia Kira-Kara sudah 29 bulan lhoo.. memang masih ada waktu 7 bulan lagi siih.. Apa bunda terlalu over expectasi yaa.. terlalu push ki-ka.. musti stock sabar dan telaten lebih banyak lagi niiihh... hhhmmmm *semedi dulu*

Mungkin jg ini tanda-tanda bunda harus belajar lebih banyak lagi niih.. mulai browsing, baca buku, baca artikel dan review-review lagi niihh.. Ayo nak, kita semangat lagi untuk terus belajar dan menjadi lebih bijak dan cerdas.. :)

Oct 25, 2012

The Most Blessing Moments



Masih terbayang jelas dalam ingatan saya ketika DSOG menyatakan bahwa janin yang saya kandung kembar. Saya dan suami hanya bisa terdiam dan tak bisa berkata-kata. Terkejut, takjub dan bingung campur aduk jadi satu. Terkejut karena kami baru 1 bulan menikah dan saya tidak memiliki gen kembar. Takjub karena tidak pernah terbayangkan “terpilih” menjadi orang tua yang dianugerahi anak kembar. Bingung karena kami sedang belajar merangkak memulai kehidupan baru, menata ekonomi yang kami mulai dari nol. Kata pertama yang mampu kami ucapkan di ruang dokter “bagaimana keadaan janin-janinnya dok?”
Hari demi hari saya lewati layaknya ibu hamil lainnya. Hanya saja saya harus ekstra hati-hati karena kehamilan kembar lebih rawan premature. Bukan hanya kami orang tuanya yang excited menanti kelahiran si kembar, tetapi eyang-eyangnya dan seluruh keluarga tidak sabar untuk segera menimang mereka. Sejak dalam kandungan saya rajin mengajak mereka berkomunikasi. Saya juga rajin relaksasi dan meditasi.
Hingga di minggu  ke-33 lahirlah si kembar dalam keadaan premature dengan keadaan organ-organ pencernaan yang belum sempurna. Karena keadaannya yang belum dapat beradaptasi dengan suhu di luar kandungan, membuat impian saya untuk IMD tidak dapat terwujud. Beruntung saya menjalani persalinan normal, sehingga 3 jam setelah melahirkan saya mampu nekat berjalan kaki ke ruang neonatus demi melihat putri kembar saya. Dengan keadaan tubuh penuh selang dan tabung oksigen, serta tidak mungkin dikeluarkan dari incubator, maka saya harus menahan diri hanya dapat melihat mereka melalui tabung kaca. Saya tidak dapat menyentuhnya apalagi memeluknya. 20 hari jarum infus tidak lepas dari tangan/kakinya. Biru lebam di kedua tangan dan kakinya membuat hati saya seperti ditusuk-tusuk. Betapa hati saya tidak pernah rela ketika melihat mereka menangis meronta demi mendapat satu tetes ASI di mulutnya. Maka, ketika dokter menyarankan untuk mulai terapi metode kanguru betapa bahagianya saya. Hari itulah pertama kalinya saya menyentuh kulit si kembar. Hari itulah pertama kalinya saya dapat mencium aroma bayi si kembar. Hari itulah pertama kalinya saya diijinkan menyusui si kembar. Hari itulah dimana saya berjanji untuk tidak pernah berhenti bersyukur. Betapa bersyukurnya saya ketika Tuhan memberikan 1 hari lebih lama menjadi seorang ibu dari Kira Elysia Setyadi dan Kara Kalani Setyadi. Betapa bersyukurnya saya ketika melihat mereka tumbuh menjadi anak yang cerdas dan ceria. Apalah arti ulah-ulah iseng yang menunjukkan kecerdasan mereka dibandingkan tercabik-cabiknya hati saya ketika melihat mereka sakit dan lemah tak berdaya. Hari itulah saya melihat betapa rapuhnya tubuh mereka tetapi memiliki tekat yang sangat kuat.. yaa.. saya tahu mereka anak-anak yang kuat. Sejak saat itu saya selalu menanamkan dalam otak saya, saya harus memberikan yang terbaik untuk mereka. Walaupun saya seorang sekretaris di sebuah perusahaan swasta, saya tetap seorang ibu. Sebelum berangkat ke kantor, saya sempatkan memandikan mereka dan menyuapi mereka. Saya pastikan semua kebutuhan si kembar sudah siap sebelum saya berangkat kerja. Dan saya sudah akan ada di rumah sebelum mereka tidur. Bagi saya memandikan, menyuapi dan menemani mereka tidur adalah waktu-waktu yang sangat berharga. Menyentuh kulit halusnya, memakaikan lotion dan memijat tubuh mungilnya sebelum tidur adalah ritual favorite saya.

To have them in my life, to see them growth, to hear their laughs and cries, to watch them sleep tight are the most blessing moments in my life. Tidak ada yang lain yang dapat saya lakukan untuk mensyukuri moment-moment berharga itu melainkan hanya memberikan yang terbaik untuk mereka. Terus tumbuh dan berkembang buah hatikuu...!!
 Yuk berbagi moment berharga bersama mama yang lain disini: Blessing moment as a mother

Aug 7, 2012

The Terrific Two

Sebelumnya tidak pernah terbayangkan akan se"ajaib" ini.. Moment "Terrible Two" bukan hal yang baru bagi saya. Berkali2 saya baca dan saya dengar cerita dari para sahabat dan kerabat. Tapi ketika mengalaminya sendiri, rasanya "Luarrrrr biasaaaa.." Bahkan terkadang membuat kepala rasanya mau lepas. Yang keluar bukan hanya tanduk, tapi juga taring... 
my "terrific two" ladies
1 anak saja sudah membuat rumah layaknya barak pengungsian, bagaimana dengan 2 anak aktif dan ceriwis?

Jul 23, 2012

The Urban Family at The Urban Place

Saya dan suami bukan orang yang gemar berjalan-jalan di Mall.. Kami juga bukan orang yang kalau jalan ke mall betah berlama-lama. Hal itu terbawa sampai kami memiliki putri kembar. Hingga usia 25 bulan ini, kami belum pernah sama sekali mengajak Kira & Kara jalan ke Mall 1x pun, kecuali ke Giant dekat rumah untuk membeli kebutuhan bulanan. Itupun belum tentu 1 bulan sekali.
Kami lebih banyak menikmati weekend kami main dari satu taman kota ke taman kota yang lain. Kebetulan Surabaya memiliki banyak pilihan taman kota yang cocok untuk arena bermain bagi toddler. Seringkali pilihan kami jatuh ke Kebun Bibit 2 - Wonorejo. Taman yang satu ini selain dekat dengan rumah dan memiliki arena bermain favorite Kira & Kara, juga memiliki pemandangan yang asri. Sering digunakan untuk foto prewed atau sekedar bernarsis ria. Bahkan saya sering "memaksa" para urban mama Surabaya untuk kopdar disini. Beruntung sekali saya memiliki sahabat-sahabat Urban Mama yang siap pergi kemana saja tanpa memikirkan "keribetan" seperti saya. Asalkan acaranya fun, Sahabat-sahabat Urban mama ini akan selalu siap menemani kami menghabiskan weekend bersama-sama.
The Urban Mama - Surabaya @ Kebun Bibit 2 - Wonorejo
Untuk masuk ke area ini, pengunjung tidak dikenakan charge sama sekali. Bahkan parkir pun sebenarnya gratis. Tapi kami sering memberikan uang parkir sekaligus sebagai ucapan terima kasih untuk bapak-bapak yang selalu setia menjaga keasrian lingkungan ini.  Bagi kami keluarga yang sedang belajar berjalan, budgeting weekend merupakan hal yang "mahal". Beruntung dengan banyak pilihan taman kota inilah, kami selalu dapat membuat weekend Kira & Kara selalu penuh tawa. Di tempat inilah keluarga kami dan sahabat-sahabat Urban Family kami beberapa kali mengadakan kopdar atau gathering. Acara kami pun beragam, mulai dari jogging mengelilingi danau, menemani anak-anak bermain, diskusi tanpa tujuan, sampai menyalurkan "bakat" narsis para urban mama :D
Kira & Kara

Dari taman kota inilah kami menjalin persahabatan. Dan taman-taman inilah yang membuat acara weekend keluarga kami selalu ceria tanpa menguras kantong.




Jun 22, 2012

Two Years Ago Today


Two years ago today is the amazing part of my life. I knew that I'm gonna see you very soon.. It feels so great to see you grow smarter and smarter. Even sometimes I feel that it was not me who teach you walk and run, but it was always you who make me learn how to stand up still. It was not me who always there for you, but it was you who always there waiting for me. It was not me who wipes away your tears, but it was you who always make me smile. It was not you who did something bad and being naughty, but it was me that being stubborn and refuse to learn about you.. And it was not me who give you the biggest hug, but it was you who have the warmest hearth...Happy 2nd Birthday my dearest... Just step forward with your feet and your heart...

May 24, 2012

Celoteh KI-KA (Episode: Moto GP)

Ini kejadian ketika KIRA menjelang bobok sementara si ayah sedang asyik nonton Moto GP. Karena seruunya Moto GP malam itu, ayah nontonnya sambil teriak-teriak antusias.
KIRA: "Bunda, ayah paiin?? (maksudnya: "bunda, ayah ngapain?")
Bunda: "ayah lagi nonton balap motor"
KIRA: "kok tiyak-tiyak?" (maksudnya: "kok teriak-teriak?")
Bunda: "ayah kan suka sekali nonton balap motor. Balap motornya lagi seruu.."
KIRA: dengan entengnya "ayah.. jangan tiyak-tiyak.. kakak mau bobok.."

nah lhooo.. sapa lagi yang berani negur ayahnya kalo bukan KIRA & KARA... hihihihi... *devil laugh*

Celoteh KIRA - KARA - 1

Suatu hari saya dan KI - KA lagi bahas soal sekolah. penasaran apakah keinginan sekolah itu hanya saya saja yang excited atau si kembar cuman ikut2an, saya tanyain:
bunda: "Kak, kakak mau gak sekolah kayak mas Vito?" (red: tetangga dpn rumah)
KIRA: "enggak. Kakak cari duit aja kayak ayah."
Bunda ngakak sambil mikir, jadi mereka udah siap sekolah blum yaa?! hehe..
-----
Kalo yang ini kejadian baru tadi pagi menjelang saya berangkat ke kantor. Tiba-tiba adik teriak-teriak panik, panggil saya.
KARA: "bunda... bunda.. tolong... adik kepleset pipisnya Kakak."
(sambil ngedumel dia berlanjut ngomong): "kakak sih, pipis dieemm aja.."
si kakak dengan cueknya masih asik maen. Kalo gak diangkat bunda dia juga bakal nerusin maennya..
tak berselang lama, gantian si adik yang ngompol. gantian kali ini Kakak yang teriak:
KIRA: "bunda.. adik pipiss..."
KARA: (dengan tampang innocent) "Maaf kakak.. adik gak sengaja..."
bunda hanya bisa ngedumel dalam hati "kacau deh toilet training kalo kayak gini.. duuuhh kapan lulusnya yaaa.."
*note: si kembar (23bln) udah mulai lancar bicara, dengan kata yang jelas dan susunan yang  mulai benar. hanya beberapa kata yang ada "S" atau "R" atau kata2 sulit saja masih suka kebalik2 dan cadel. dengan intonasi ala anak2 yang menggemaskan*

Apr 19, 2012

Episode: SEKOLAH

Ceritanya bunda lagi bingung cari sekolah buat KIRA-KARA. Bulan Juni nanti KI-KA genap usia 2 tahun. Banyak anak seusianya yang sudah masuk PG atau PAUD. Semua anak seusianya di kompleks rumah juga sudah belajar di PAUD punya RW deket rumah. Bunda?? sedang pusing.. Anak di usia 2 tahun perlu gak sih masuk PG/PAUD?
Untuk mengurai kepusingan bunda, bunda mulai menjawab pertanyaan-pertanyaan yang membuat pusing:

1. Apa tujuan masuk PG/PAUD? 

untuk membantu anak belajar bersosialisasi? Selama ini KIRA-KARA banyak berinteraksi satu dengan yang lain. setiap sore selalu nongkrong dan maen dengan teman-temannya di gang atau gang sebelah yang kebanyakan anak-anak seusianya. Bahkan diantara teman2nya KI-KA mau berganti mainan atau tidak turut berebutan.

Untuk membantu anak mengembangkan kemampuan verbalnya? Di usianya boleh dibilang KI-KA lebih menonjol kemampuan verbalnya. Di usia 20 bulan KI-KA sudah mampu merangkai kata dengan lengkap SPO. Mampu merangkai 3-4 kata sekaligus dengan benar dan tepat. Bisa bercerita tentang kegiatannya ketika bermain dengan temannya. Memang kata-katanya belum sempurna atau masih cadel, mengingat jumlah giginya juga belum lengkap. Atau kadang masih ada 1-2 kata yang salah penempatan.

Untuk membantu anak mengembangkan kemampuan motoriknya? Ini yang sebenarnya menjadi sedikit kendala. Untuk anak seusianya KI-KA memang sedikit mengalami kendala dalam kemampuan motorik. Baik itu motorik kasar maupun motorik halus. Apakah itu menjadi hal yang utama dalam kendala tumbuh kembang KI-KA? bunda rasa tidak juga, mengingat KI-KA memang terlahir prematur, dimana 1,5 bulan mereka habiskan di inkubator untuk memperkuat fisiknya. Jadi keterlambatan kemampuan motorik itu sudah terlihat semenjak di awal2 pertumbuhannya. Menurut beberapa DSA dan Fisioterapis yang menangani KI-KA hal ini terbilang wajar karena KI-KA terlahir prematur, dan pada usia tertentu mereka akan catch up ke kemampuan anak seusianya. Tiap anak akan berbeda kapan mereka mulai bisa catch up secara keseluruhan. Tapi rata-rata kurang lebih sekitar 2 tahun mereka baru bisa berkembang normal sesuai anak seusianya.

KESIMPULAN PERTANYAAN 1:
Demi membantu KIRA-KARA mengejar ketertinggalan motoriknya, bunda berkeinginan memasukkan KI-KA ke PAUD/PG. Keinginan ini juga untuk menjembatani KIRA-KARA yang selalu ingin berkesplorasi. Bunda ingin KI-KA memiliki waktu dimana mereka bisa bebas berlari-larian, naik turun tangga, loncat-loncatan tanpa takut dimarahi eyangnya atau khawatir membuat eyangnya mendadak kena serangan jantung.. hehe.. ^_^
Bunda juga ingin KI-KA mengetahui bahwa bergaul dengan orang dewasa itu juga bisa sama menyenangkannya dengan anak seusianya. Dengan adanya guru/bunda paud, Bunda berharap KI-KA bisa bertahap belajar bersosialisasi dengan orang yang lebih dewasa. Karena selama ini Bunda belum berhasil membuat KI-KA nyaman bersosialisasi dengan orang dewasa. Bagaimana mungkin Bunda bisa mengajarkanmu lebih banyak tentang sosialisasi, sedang bunda sendiripun mengalami kesulitan dalam bersosialisasi??! hehe..

2. Dimana PAUD/PG yang "ideal"?

Ini pertanyaan yang sampai saat ini belum menemukan jawabannya. Di masa sekarang ini banyaaaakkk sekaliii pilihan PG/PAUD, mulai yang berbudget minim sampai berbudget  yang membuat dompet enggan keluar dari saku karena minder. Pilihan-pilihan yang bunda hadapi:
PILIHAN 1: PAUD deket rumah. PAUD yang dikelola pemerintah daerah ini termasuk PAUD yang masuk 10 besar se kodya SURABAYA. Biayanya pun seperti kebanyakan sekolah pemerintah, termasuk memadai dan "layak" bagi kantong kami. Fasilitas yang ditawarkan pun setara dengan biayanya, fasilitas dan perangkat kegiatannya pun tidak seheboh sekolah yang mahal. Bila dibandingkan dengan PG yang bertaraf internasional pasti jauuuh sekalii, baik biaya maupun peralatan mengajarnya.. Yang saya suka dari PAUD ini selain tempat dan biayanya yang terjangkau, PAUD ini memiliki playground dengan ruang kelas terbuka dan perpustakaan yang lumayan memadai.
PILIHAN 2: PAUD milik yayasan swasta. PAUD ini juga terletak tak jauh dari rumah. Sayang sekali saya belum berhasil mendapatkan perincian biaya-biayanya. Fasilitas yang sepintas kami lihat sepertinya sama dengan kebanyakan PAUD/PG yayasan swasta dengan ruang kelas yang tidak begitu besar. saya tidak melihat playground yang luas. Orang tua/pengantar dilarang masuk. Tapi saya belum tahu untuk anak usia berapa peraturan ini berlaku. Kalau KI-KA pasti jejeritan luar biasa kalo tiba-tiba masuk sekolah bundanya gak ada kelihatan. Untuk melepaskan "ketergantungan" gelendotannya, memang harus bertahap, untuk itulah salah satu alasan saya memasukkan ke PG/PAUD.
PILIHAN 3: PAUD milik yayasan Islam. PAUD ini menarik karena anak diajarkan juga sopan santun cara bergaul berbasis islam. Seperti layaknya sekolah berbasis agama yang lain, sekolah ini juga mengajarkan pengenalan awal cara2 beribadah dan do'a sehari2. Fasilitas yang ditawarkan pun lumayan menarik, dengan halaman yang luas. Tapi yang membuat saya sedikit jiper yaitu biayanya yang boleh dibilang cukup membuat kami ber"keringat". Apakah termasuk mahal? Kalau diukur dengan sekolah bertaraf internasional sih tidak, bahkan termasuk murah. Namum pertanyaannya, apakah dengan biaya se"besar" itu layak untuk masuk PG/PAUD yang dalam pandangan kami masih dalam tahap perkenalan/pra sekolah. Atau dengan biaya sebesar itu cukup worthed dengan kemauan dan keingin besar KI-KA sendiri untuk belajar?! atau hanya sekedar kami orang tuanya yang "heboh" anaknya ingin sekolah sementara KI-KA sendiri belum siap?! apakah biaya sebesar itu "layak"?!

Dan dari Pertanyaan 2 ini, kami belum berhasil mendapatkan kesimpulan apapun. Kami belum menemukan dimana PG/PAUD yang "ideal" untuk KI-KA. Bunda masih berdiskusi dan mencari informasi. Bunda juga masih sering tanya KI-KA apakah mau masuk sekolah atau hanya bunda saja yang heboh ingin KI-KA masuk PAUD. meskipun seringnya pertanyaan bunda dimentahkan KI-KA. Kalo bunda tanya "Kak, Kakak mau sekolah kayak mas Vito gak (tetangga depan rumah)?" dijawab KIRA/KARA dengan enteng "enggak. Kakak mau cari duit aja..." Gubraaaakkksss... Jadi, apakah mereka siap untuk bersekolah..??!

Apr 17, 2012

Mamaku "Saingan"ku...

Impian Mama dan Papa mertua saya adalah memiliki anak perempuan. Ketika mendapatkan menantu dan cucu kembar perempuan, mereka bahagia luar biasa. Mama pula yang mendampingi saya selama proses melahirkan di kamar bersalin. Tangan mama tak lepas memegang saya. Mulut mama juga tak henti melantunan do'a untuk saya dan cucu-cucunya. Buat saya, sosok mama adalah sosok yang selalu berpikir dan bertindak sesuai tuntutan zaman. Dimasanya mama yang seorang sekertaris direksi BUMN, tidak melepaskan tanggung jawab dengan mengasuh kedua putranya. Terbukti anak-anaknya tumbuh menjadi anak yang berbakti. Dengan kehadiran KIRA-KARA pula, mama bersikukuh mengasuh sendiri cucu-cucunya tanpa bantuan baby sitter. Meskipun kini mama telah pensiun, mama tak pernah ingin ketinggalan informasi tentang dunia tumbuh kembang. Beliau yang selalu mendampingi saya dalam memantau tumbuh kembang si kembar hingga saat ini. Beliau selalu ingin membaca apa saja yang saya baca. Buku-buku dan artikel-artikel parenting tak lepas dari pantauannya. Mamaku "saingan" beratku dalam membaca dan diskusi dunia parenting terkini. Meskipun sibuk dengan merawat cucu-cucunya dan Papa yang stroke, mama tak lepas membaca segala artikel dan buku yang saya berikan. Saya bersyukur, dengan membaca saya memiliki cara menyampaikan opini saya yang tak jarang berbeda sudut pandang dengan mama. Namun tujuan kami sama, mendidik anak-anak agar menjadi tangguh, mandiri, cerdas dan sholehah.

Feb 27, 2012

Ketika KIRA-KARA Batpil

Mungkin tulisan bunda kali ini akan terdengar lebay atau berlebihan. Membaca judulnya saja sudah kelihatan lebaynya. Siapa sih yang tidak pernah kena batuk pilek? Ibu mana sih yang gak pernah menghadapi anak yang batuk pilek?
Yaaa.. memang... berhubung semua ibu pernah merawat anak yang batuk pilek, itu kenapa bunda membuat tulisan ini.
Setiap ibu pasti pernah anaknya mengalami batuk pilek. Banyak hal yang dilakukan para ibu untuk membantu kesembuhan buah hatinya. Berbeda-beda tapi satu tujuannya, agar anaknya lekas sehat kembali. Begitu juga ketika KIRA-KARA batuk pilek. Bunda pun ingin agar KIRA-KARA cepat sehat kembali. Meskipun kelihatannya KIRA-KARA masih lincah dan lari-larian, tapi setiap kali terdengar batuk, eyang dan bunda merasa kasihan. Berat Badan KI-KA pasti drop lagi, pikir eyang dan bunda. Tapi keceriaan selalu nampak di wajah KIRA dan KARA. hanya 2 hari kalian keliatan males dan manja. Saat itu suhu badan kalian sedikit lebih tinggi dari biasanya, meskipun masih dalam batas tolerance dan belum memerlukan obat penurun panas.
Eyang meminta bunda untuk segera membawa ke dokter. Tidak hanya sekali, hampir tiap hari eyang memohon untuk segera dibelikan obat.
Saat itu memang bunda bersikukuh untuk melakukan "home treatment" untuk sakit batuk pilek KIRA-KARA. Pertimbangan bunda saat itu:
-  Hampir semua orang pernah mengalami batuk pilek. Logikanya, virus yang menyebabkan batuk pilek ini sudah ada di bumi kita sekian ratus tahun lamanya. harusnya tubuh kita memiliki anti bodi dan mudah beradaptasi untuk melawan virus tersebut dengan sendirinya, tanpa bantuan obat-obat kimiawi.
-  Berbekal buku  Q & A Smart Parents For Healthy Children karya dr. Purnamawati SpA(K) MMPed. yang menyebutkan kurang lebih bahwa batuk bukan penyakit, melainkan reaksi tubuh untuk mengeluarkan mikroorganisme asing (virus, bakteri, partikel, dll) yang masuk ke dalam tubuh kita. Apabila reaksi alami tubuh kita tersebut dihentikan bukankah malah membuat virus tumbuh subur dalam tubuh kita, pikir bunda waktu itu.
-  Di dukung para TUMblers, dan mama hebat di forum The Urban Mama yang berbagi pengalaman ketika anak-anaknya terkena batuk pilek.


hasilnya....

2 hari pertama bunda berusaha sok tegar, sok kuat. Selanjutnyaa..
Ketika KIRA-KARA mulai cranky, males dan manja, bunda mulai drop. Bunda mulai merengek minta ayah beli vitamin, beli obat, bawa ke dokter.. bla..bla.. Bunda mulai ingin nangis setiap kali KIRA-KARA kelihatan males dan gak mau maem. Tapi ayah berusaha meyakinkan bunda untuk kembali ke "jalan yang benar", sesuai keyakinan bunda sejak awal. Berbekal tambahan kekuatan dan keyakinan dari ayah, bunda kembali menegakkan diri untuk melakukan "home treatment". akhirnya dilanjutkanlah rangkaian home treatment sesuai rencana awal. Bunda kembali mengumpulkan info-info dari sumber2 terpercaya untuk home treatment batuk pilek KIRA-KARA. Berikut home treatment yang bunda lakukan:

1. Kalau malam AC dipasang pada suhu kamar 26-27 C, bergantung pada suhu diluar, karena surabaya cuacanya lagi gak menentu bisa panass bgt ato dingin sekali. Kalo cuaca diluar sudah bikin tutup selimut, AC pun tidak bunda nyalakan.
2.  Inhalasi, pasang baskom di kamar yang diisi air panas plus ditetesin minyak kayu putih. Ini bunda lakukan malam hari, waktu KIRA-KARA mau bobok. Sangat membantu saat hidungnya buntu. atau Kapas yang ditetesin minyak kayu putih yang ditaruh di kiri-kanan bantal tidurnya.
3. Minum sari kencur + madu. Caranya kencur diparut, diperas, diambil airnya 2 sdt. dicampur madu 1 sdt. dan diminumkan 1 sdt, 1 hari 2-3x. Membantu menyamankan tenggorokan. ini untuk toddler 1 thn ke atas. KI-KA sudah 20 bulan.
4. diolesi transpulmin BB di punggung, dada dan lehernya sambil dipijit2 halus punggungnya. Untuk menyamankan pernafasan.
5. Dijemur, pagi hari kalo ada matahari dijemur. Pagi harinya sebelum jam 8 ya..
6. Banyak minum air putih agar tidak dehidrasi. Apalagi saat suhu badan KI-KA sempat 1 hari sedikit naik di 37,7-37,9.
7. Eh iya, kalau muntah gak perlu panik, karena berarti dahaknya keluar. kalau muntah dibersihkan saja, 30 menit kemudian diberi minum lagi.

Berita baiknya:
- setiap abis minum susu, KI-KA lebih sering muntah. meskipun tidak selalu tiap minum susu. Kalau muntah, bunda kasih minum lagi air putih atau kue kesukaan KI-KA
- Setelah minum sari kencur+madu, selera makan KI-KA pelan tapi pasti mulai membaik. Setelah sembuh malah jauh lebih baik (katanya sih efek kencur memang meningkatkan nafsu makan.. hhmmm...)
- KI-KA hanya 2 hari lemes, dan setelah itu kembali ceria. Pertanda tidak ada yang parah yang perlu dikhawatirkan.

Oh iya, untuk melakukan home treatmen ini banyak sekali catatan2nya yaaach.. antara lain, sependek ingatan bunda,
- anak tidak memiliki riwayat penyakit bawaan di saluran pernafasannya, seperti ashma. Karena anak yg memiliki bakat asma, sepertinya beda lagi treatment yang harus dilakukan. Bunda belum belajar sampai kesana, karena memang KI-KA tidak memiliki riwayat alergi pada saluran pernafasan sebelumnya.
- Menjaga agar anak tidak sampai dehidrasi. Perhatikan betul kondisi anak. Apabila sudah hilang kesadaran, banyak tidur dan susah dibangunkan, tetep harus dibawa ke dokter.
- Suhu anak diatas 40 C, 72 jam berturut-turut. lebih baik bawa ke dokter untuk konsul.

End of the story,
Meskipun bunda pernah mengalami fase dimana KI-KA diopname di RSI, di inkubator, ternyata ketika KI-KA sakit di rumah pun, bunda masih saja lebay dan mewek, nyungsep di tempat tidur, cari-cari punggung ayah buat nangis. Alhamdulillah 7 hari setelahnya KI-KA sembuh total dan siap berpetualang lagi melewati hari-hari nya.

Ssssttttt... disaat-saat batuk pilek seperti itu, ayah masih juga "bandel" membelikan KI-KA es cream, yang membuat bunda harus meredam hati menghadapi omelan eyang... hhhmmm... yang ada, KI-KA malah seneng tuh dibeliin es cream. Dengan catatan dari uti, habis maem es cream harus minum air putih yang banyak.. horeeee... meskipun batuk pilek, KI-KA tetep bisa minum Es Cream... hihihi...

Feb 20, 2012

Cerita buat KIRA-KARA (1)


Pada jaman dahulu kala, di sebuah kerajaan, tinggalah seorang raja nan bijak beserta ratu yang penuh kasih. Raja dan Ratu dikarunia 2 orang putri yang sangat istimewa. Putri tersebut terlahir istimewa, karena mereka terlahir sebagai putri kembar. Tidak banyak orang yang dikaruniai anak kembar. Hingga konon katanya setiap anak kembar pasti memiliki keistimewaan yang berbeda-beda. Demikian pula dengan putri kembar tersebut. Elaine dan Etaine diberi keistimewaan memiliki hati yang peka. Elaine dan Etaine dapat merasakan apabila kerajaan dalam keadaan bahaya atau ada yang berniat jahat terhadap kelangsungan kerajaan. Terlebih lagi terhadap yang saudara kembar mereka. Apabila terjadi sesuatu yang buruk pada Etaine, di tempat yang berbeda, Elaine dapat merasakannya. Bersama Elaine dan Etaine, Raja dan Ratu dapat memimpin kerajaan dalam damai dan sejahtera.
Kesibukan Raja dan Ratu dalam memimpin kerajaan, membuat mereka sering mengadakan perjalanan keluar kerajaan untuk mengadakan perundingan maupun menjalin ikatan dagang dengan kerajaan lain. Etaine dan Elaine pun tak jarang tinggal di kerajaan bersama para sesepuh dan pelayan, belajar mengenai kelangsungan kerajaan. Karena bagaimanapun juga, Elaine dan Etaine kelak akan mewarisi kesejahteraan kerajaan tersebut. Elaine dan Etaine belajar dengan tekun mengenai seluk beluk kerajaan dan kehidupan di kerajaan. Kelak, Elaine dan Etaine ingin menjadi pemimpin yang bijaksana seperti Raja dan Ratu.
Pada suatu hari, seperti biasa, Raja dan Ratu hendak melakukan perjalanan keluar kerajaan. Raja berpesan kepada kedua putrinya untuk menanggalkan pakaian putri mereka, dan berganti dengan pakaian rakyat biasa selama Raja dan Ratu mengadakan perjalanan. Karena Raja memiliki firasat, akan ada orang yang berniat buruk, menculik putri mereka dan membawanya keluar dari kerajaan. Untuk menyembunyikan identitas, maka putri Elaine dan putri Etaine berganti pakaian, dan menyamar menjadi pelayan di Kerajaan tersebut. 1 orang pelayan setia dan 2 orang sesepuh kerajaan dipercaya menjaga putri kembar mereka.

(apa yang akan terjadi dengan Putri Elaine dan Putri Etaine yaaa??! Tunggu lanjutannya...)

TO BE CONTINUED