Sekarang sudah memasuki bulan Agustus. Sebagian besar
teman-teman di wall facebook saya beramai-ramai merayakan World Breastfeeding
Week. Karena sebagian besar teman-teman saya adalah para ibu-ibu dengan banyak
cerita, maka timeline saya pun ramai oleh bahasan khas ibu-ibu.
Memasuki pekan ASI dunia inipun masih sama seperti
tahun-tahun sebelumnya. Kembali perang ASI vs Sufor seperti tak pernah ada
habisnya. Ada yang mendukung pekan ASI dunia, ada yang adem ayem, ada pula yang
merasa terintimidasi.
Saya bukan salah satu bagian dari ibu yang memiliki cerita
sukses memberikan ASI. Saya tidak punya sertifikat ASI apapun. Saya juga tidak
punya cerita pujian bertubi-tubi tentang kisah pemberian ASI untuk si kembar
saya. Ya, karena saya hanya memberikan ASI eksklusif beberapa bulan saja, dan
setelah itu dicampur dengan susu formula hingga Kira dan Kara WWL, Weaning With
Love. Sama seperti mama-mama yang
memberikan susu formula ke anaknya, saya pun sempat menuai protes. Tapi saya bukan
orang yang mudah surut langkah atau kecil hati ketika menuai caci maki dan
kritikan. Demikian juga dalam perjalanan saya mengasuh Kira dan Kara. Saya
hanya mampu memaklumi , mereka hanya tidak tahu apa yang saya lalui dan apa yang sudah saya
perjuangkan. Juga tidak perlu menjadikan itu hal yang besar
untuk menyurutkan langkah atau memusuhi kawan dan saudara. Kasih senyum saja lah
yaaa.. Jangan lupa ucapkan terima kasih! Bagaimanapun juga kritik, cacian,
makian, dan protes adalah salah satu bentuk perhatian bukan?!
Sekarang lanjut dengan pekan ASI dunia. Saya, salah satu ibu
yang mendukung adanya pekan ASI dunia, meskipun saya tidak bisa memberikan ASI
eksklusif untuk Kira dan Kara hingga 6 bulan. Buat saya, hal baik apapun, yang
memang harus diperjuangkan, pasti akan saya dukung. Saya sadar sekali bahwa
memberikan ASI atau bukan untuk buah hatinya adalah pilihan orang tua, hak
seorang ibu. Keputusan memberikan ASI atau bukan, itu bukan sesuatu yang harus
diperdebatkan. Saya adalah seorang ibu yang percaya bahwa ASI adalah salah satu
nutrisi terbaik untuk bayi, maka saya akan menyarankan untuk memberikan ASI
bagi siapa saja yang sedang hamil atau memiliki bayi. Entah nanti si Ibu
ternyata hanya mampu memberikan ASI 1 tetes, 2 tetes, 1 hari, 2 hari, 1 bulan,
2 bulan, 1 tahun atau bahkan hingga 2 tahun lebih itu adalah hal yang lain. Semua
bergantung dengan keputusan ibu, perjuangan ibu dengan segala kendala yang
dihadapinya. Tidak untuk dihakimi atau diperdebatkan.
Bagi saya Pekan ASI dunia bukan hanya milik para ibu yang
sedang menyusui, tetapi juga milik para
ayah yang sedang membantu istrinya memberikan supportnya, milik para Direktur
utama yang sedang memberikan dukungan untuk karyawannya yang sedang menyusui,
milik para nenek dan kakek yang sedang memberikan cinta kasih dan dukungan
untuk anak/menantunya yang sedang menyusui, juga milik para kakak yang memiliki
ibu yang sedang menyusui adiknya, milik para tante/budhe yang sedang memberikan
bantuan untuk keponakan/sepupu nya yang sedang menyusui. Pekan ASI Dunia ini
untuk kita semuanya. Untuk kita yang dengan tangan terbuka siap membantu siapa
saja yang membutuhkan kita dalam memberikan support semangat, support tenaga,
support pikiran dalam memberikan ASI, salah satu nutrisi terbaik untuk buah
hatinya. Pekan ASI dunia, bagi saya ada bukan untuk mengintimidasi mereka yang memiliki
pilihan berbeda. Seorang ayah tidak akan pernah bisa menyusui buah hatinya.
Namun seorang ayah yang memberikan semangat, tenaga, dan bantuan apapun kepada
istrinya yang sedang menyusui, akan menjadi salah satu dukungan keberhasilan seorang
ibu untuk menyusui buah hatinya, selama ia mampu. Jadi, merayakan pekan ASI
dunia, adalah hak semua orang. Selama kita merasa bahwa kita adalah orang yang
siap memberikan dukungan do’a, semangat, tenaga, pikiran, maupun bantuan dalam
bentuk apapun untuk para ibu yang sedang menyusui buah hatinya, maka kita
berhak untuk merayakan pekan ASI dunia. Tanpa perlu merasa terintimidasi atau
berkecil hati. Be Proud! Selama kita percaya, kita telah memberikan yang
terbaik untuk buah hati, tak perlu berkecil hati. Tuhan Maha Mengetahui setiap
perjuangan dan usaha yang kita lakukan. So, Who Support breastfeeding? I DO!
No comments:
Post a Comment