Beberapa kejadian belakangan menggerakkan tangan saya untuk menulis tentang ini. Cerita berawal ketika saya mengajak Kira & Kara untuk sholat taraweh di masjid dekat komplek rumah. Berjodoh sekali, tepat dibelakang kita duduk sepasang anak kembar yang sudah kelas 3 SD bersama ibunya. Sebelum sholat dimulai berceritalah si ibu kalau anak kembarnya sering bertengkar dan berebut. Di otak saya sempat berkecamuk, benarkah masih sering bertengkar? Atau hanya ibunya yang hanya melihat sisi pertengkaran anaknya dengan mengabaikan prestasi anak? Kalau iya masih sering bertengkar, kenapa?
Hari demi hari otak saya masih saja digerogoti dengan beberapa kejadian yang sepertinya selalu mendorong saya untuk menulis cerita tentang ini.
Sering sekali ketika jalan-jalan dan berpapasan dengan orang yang senang melihat anak kembar selalu saja menanyakan "kembar ya?" dan pertanyaan lanjutannya "di rumah sering bertengkar gak?" berlanjut dengan curcol ala ibu-ibu "anak saya di rumah sering bertengkar... kakaknya suka godain adiknya.." dan bla... bla... yang lain.
Hari ini pun ketika di sekolah ada teman sekolahnya yang tiba-tiba mengambil mainan yang ada di tangan Kara. Awalnya saya tidak terlalu memperhatikan. Setelah mainannya diambil, Kara mendekati saya dan bilang "bunda mainanku diambil, aku kasihkan saja ya? aku ambil mainan yang lain ya?"
Saya pun tercekat. Saya seperti menuai apa yang selama ini saya tanam. Dengan tersenyum saya temani Kara mencari mainan yang lain dan saya support untuk bermain bersama teman-temannya yang lain.
Di forum the urban mama saya selalu terpaku dengan thread tentang "anak tidak mau berbagi". Ingin sharing tapi selalu saja maju mundur. Berkali-kali saya hapus komen yang akan saya post. takut berkesan menggurui. tapi juga tidak punya solusi untuk anak yg belum memiliki sibling.
yang ini saya ceritakan adalah, sering dari kita hanya mampu berkeluh kesah ketika anak-anak sering bertengkar, rebutan, bahkan tak jarang saling pukul dengan saudaranya. Pernahkah kita bertanya kepada diri kita sendiri, apa ada yang salah dari yang saya ajarkan kepada anak-anak kita? Apakah kita memberikan contoh yang keliru? Apakah tanpa sengaja kitapun menjadi orang tua yang suka "merebut" di mata anak-anak kita? Apakah kita sudah mengajarkan cara berbagi dengan benar? apakah kita sudah mengajarkan kepada anak-anak kita cara meminta ijin dengan santun? Apakah kita sudah mengajarkan cara antri dan bergantian kepada anak-anak kita?
Cobalah untuk berkaca dan berdialog dengan diri sendiri. Kalo antri di kasir supermarket masih suka serobotan, maka jangan hardik anak ketika tiba-tiba merebut mainan temannya. Ketika kita masih suka ambil kue anak tanpa seijinnya, maka jangan marahi anak ketika masih suka rebutan. Ketika kita tidak mau berbagi kue yang melimpah dengan tetangga maka jangan harap anak mau berbagi mainannya dengan temannya.
Saya hanya mampu berbagi cerita saya mengajarkan "berbagi", "bermain bergantian" dan "bermain bersama-sama" bersama Kira dan Kara. Mungkin akan berguna untuk blogger yang memiliki anak lebih dari 1.
Bila identiknya anak kembar membeli segalanya serba dua, itu tidak berlaku bagi keluarga kami. Awalnya karena memang budget keluarga kami terbatas. Kami harus mampu mengatur pengeluaran agar Kira dan Kara tetap bisa menikmati mainan dan membaca tanpa harus menguras dompet. Maka kami pun akan membeli mainan atau buku hanya satu untuk tiap jenisnya agar kami mampu beli banyak jenis. Dari sinilah kami mengajarkan Kira dan Kara dengan konsep "berbagi" dan "bergantian"
Misal, kami hanya membeli 2 buku dengan judul yang berbeda. Judul A dan Judul B. Kira bisa membaca lebih dulu buku A, dan Kara membaca buku B. Selesai membacanya, bisa saling tukar. Oh iya, konsep membaca bagi kira dan kara masih melihat gambarnya dan mengarang ceritanya versi mereka. hihihi... Jangan salah persepsi Kira & Kara sudah benar-benar bisa membaca yaaa... :D
Bergantian pun juga berlaku untuk mainan. Pernah kami membeli 2 mainan dengan beda jenis, seperti membeli Doctor tools dan Chef tools. 1 anak bermain play pretend sebagai dokter, dan 1 anak bermain play pretend sebagai chef. Mereka bisa berbagi, bertukar dan bergantian sesuai kesepakatan.
Apakah itu berarti Kira dan Kara sudah tidak pernah lagi berebutan sekarang? Pernah dunk! namanya juga 2 manusia yang berbeda, pasti akan ada konflik kepentingan. Jangankan yang masih anak-anak, yang sudah dewasa pun pasti masih pernah mengalaminya kan... Namun frekuensi sudah sangat jauh berkurang dibandingkan dulu. Lantas tidak mempan dunk teori "berbagi" nya? TIDAK JUGA. Konflik itu justru dibutuhkan untuk membangun kedewasaan anak dalam menyelesaikan masalahnya. Menghindari konflik sama saja berarti menunda dan menumpuk masalah. Lebih baik ajarkan anak cara menyelesaikan masalah. Ajarkan caranya menyelesaikan masalah, bagaimana bila ketika rebutan. Ajarkan kembali tentang berbagi dan bergantian. Ajarkan dengan cara yang fun, menyenangkan, mengasyikkan.
Bagaimana bila anak berebut main bola? Ajarkan anak cara bermain lempar-tangkap bola. Ketika anak berhasil menangkap bola, beri applause yang heboh dan meriah. Kalo mainnya asik anak pasti seneng.
Bagaimana bila anak berebut main boneka? Ajak anak yang lain cari peralatan dokter. Maen play pretend dokter-pasien. 1 anak jadi dokter, 1 anak yang gendong boneka jadi ibu pasien. Ajarkan percakapan dokter dan pasien. Lebih asik bermain bersama kan?!
Bagaiman bila berebut main mobil-mobilan?! Coba deh lebih kreatip. anak yang lain bisa diajak jadi petugas pom bensin atau jadi montirnya kan?!
Wah jadi orang tua harus kreatip ya?! Gak harus, saya pun juga bukan ibu yang kreatif. Yang penting mau belajar, pasti ada kemajuan. Kalo gak maju-maju? Ya belajar lagi... :D
Kalo hanya punya anak satu gimana? Ya tetep ajarkan. Di forum seorang teman bercerita kalo dia punya anak satu tapi mampu berbagi dengan temannya di usia nya yang masih kecil. cara dia mengajarkan juga asik. Mereka membuat aturan. Misal ketika si anak nonton TV, mereka buat perjanjian, nanti jam sekian gantian mama yang nonton berita yaa... Ketika jamnya tiba, ya konsekuen, anak berikan remotenya. Kalo masih belum bisa, masih ngambek, ajarkan anak menghabiskan waktunya dengan yang lain, bermain, membaca. setelah tenang, mamanya bisa nonton TV sesuai janji.
Mungkin bisa juga ketika dapat hantaran kue. biasanya kan kalo ada pengajian suka dapat kue 1 kardus tapi isinya beraneka macam kan?! Ajak anak untuk memilih satu atau dua kue yang dia suka. Katakan kalo kue yang C buat mama dan kue yang D buat papa yaa.. itu namanya berbagi.
Sekian dulu ya... mau lanjut masak untuk buka puasa di rumah. Ada yang mau menambahkan ceritanya? Silahkaan lhooo... :)
Jul 24, 2013
Jun 19, 2013
Belajar dan Berpetualang bersama Evamats
Siapa yang belum punya evamats? Hampir semua rumah yang ada anak kecilnya pasti punya matras warna-warni ini sebagai alas mainnya. Tapi ternyata selain sebagai alas main, matras ini punya banyak kegunaan lho.
Saya punya pengalaman menarik bermain bersama evamats ini. Beberapa minggu ini hampir setiap pagi dan sore Surabaya selalu diguyur hujan. Kalau biasanya saya sedikit meluangkan waktu untuk sekedar lari kecil atau berjalan-jalan diluar rumah bersama Kira dan Kara, kegiatan ini makin jarang kami lakukan karena cuaca yang tidak mendukung. Melihat Kira dan Kara hanya berkutat dengan ipad dan galaxy tab, hati saya cemburu. Pengen deh rasanya maen lompat-lompat, lari-lari di luar bersama Kira dan Kara. Hmmm... saya pun sibuk mencari ide (meskipun sebenarnya gak sesibuk yang dibayangkan) hehe.. Melihat tumpukan evamats yang teronggok manis, saya mendadak punya ide. Yuk ah kita lihat apa saja yang bisa kita kerjakan bersama evamats ini:
1. Bermain Puzzle
Evamats yang dilengkapi dengan gambar warna-warni ini, bisa merangsang anak untuk melatih motoriknya dengan bermain puzzle. Awalnya ajarkan saja cara melepas semua pernik-pernik gambar, angka dan huruf-hurufnya. Kalau anak masih frustasi tidak bisa memasangnya kembali, ajarkan pelan-pelan. Awalnya saya tempatkan gambar diatas lubang, Kira dan Kara tinggal menepuk-nepuk hingga gambar masuk ke lubangnya. Makin lama mereka mampu menempatkan gambarnya sesuai bentuk lubangnya. Bermain puzzle juga mengajarkan anak untuk bersabar dan teliti. Kita juga harus ingat kalau mengajarkan sabar pada anak itu juga harus dengan sabar. Kalau anak tantrum karena tidak bisa melakukannya sendiri, tidak perlu galau, sedih atau marah yaa.. :)
2. Bermain Lompat Katak

Permainan ini untuk melatih motorik kasar anak. Saya menempatkan evamats dengan jarak yang bervariasi, kemudian saya ajak anak melompat dari satu evamat ke evamat yang lain. Persis seperti main lompat dari satu batu ke batu tapak yang lain yang biasa ditata di taman.
Hanya saja posisi batu digantikan dengan evamat. Menyenangkan? tentu saja.. anak-anak berlomba-lomba untuk dapat melompat tanpa kakinya jatuh di lantai. Jangan lupa mengatur jarak sesuai jangkauan anak. Perlahan perlebar jaraknya. Lompatnya pun bisa bervariasi, mulai dari melatih melompat dengan 2 kaki bergantian atau melompat dengan dua kaki sekaligus. Untuk anak 3 tahun ke atas bahkan mulai bisa diajarkan melompat dengan 1 kaki.
3. Bermain Lompat ZigZag
Bosan dengan permainan lompat katak yang biasa, bunda bisa merubah aturan permainannya. Atur evamat sedemikian rupa yang memungkinkan anak dapat melompat secara zigzag seperti gambar disamping. Fungsinya? Selain melatih motorik, permainan ini melatih anak untuk berkonsentrasi. Salah melompat, minta dia untuk mengulangi dari awal. Anak harus konsentrasi agar dia bisa cepat finish tanpa harus mengulang lagi.
4. Bermain tebak Warna
Permainan ini juga tidak kalah serunya. Untuk anak yang sedang belajar warna, bisa dijadikan sebagai alat belajar yang menyenangkan. caranya pun bervariasi, intip yuk:
- Setelah evamat yang berbeda-beda warna diatur sedemikian rupa, bunda dapat berteriak menyebutkan satu warna kemudian minta anak berlari ke warna yang diminta.
- Atur evamat seperti pada permainan lompat katak. Sambil melompat, anak diminta untuk menyebutkan warna evamatnya.
- Setelah lancar, atur evamats seperti lompat zigzag, kemudian minta anak menyebutkan warna seperti sebelumnya.
Karena Kira dan kara sudah lancar mengenal warna dalam bahasa Indonesia, saya gunakan permainan ini untuk mengenal warna dalam bahasa Inggris. Berkat permainan ini, sekarang Kira dan Kara terbantu mengenal warna dalam bahasa Inggris.
5. Bermain Yoga
Selesai dan capek bermain lompat-lompat dan belajar bersama evamats, sekarang saatnya memanfaatkan evamats sebagai alas untuk yoga. Banyak sekali tutorial yoga for kids yang bisa dilihat di youtube. salah satu favorite kita, bermain yoga bersama jamie dari Yoga Cosmic Kids ini.
Seru bukan. Ternyata kita bisa melakukan banyak hal hanya dari satu jenis barang ini. Yuk bunda, share ide bermain bunda yang lain yuk... biar kita bisa menjadikan waktu bersama anak, bukan hanya seru, tapi juga penuh ilmu :)
Saya punya pengalaman menarik bermain bersama evamats ini. Beberapa minggu ini hampir setiap pagi dan sore Surabaya selalu diguyur hujan. Kalau biasanya saya sedikit meluangkan waktu untuk sekedar lari kecil atau berjalan-jalan diluar rumah bersama Kira dan Kara, kegiatan ini makin jarang kami lakukan karena cuaca yang tidak mendukung. Melihat Kira dan Kara hanya berkutat dengan ipad dan galaxy tab, hati saya cemburu. Pengen deh rasanya maen lompat-lompat, lari-lari di luar bersama Kira dan Kara. Hmmm... saya pun sibuk mencari ide (meskipun sebenarnya gak sesibuk yang dibayangkan) hehe.. Melihat tumpukan evamats yang teronggok manis, saya mendadak punya ide. Yuk ah kita lihat apa saja yang bisa kita kerjakan bersama evamats ini:
1. Bermain Puzzle
Evamats yang dilengkapi dengan gambar warna-warni ini, bisa merangsang anak untuk melatih motoriknya dengan bermain puzzle. Awalnya ajarkan saja cara melepas semua pernik-pernik gambar, angka dan huruf-hurufnya. Kalau anak masih frustasi tidak bisa memasangnya kembali, ajarkan pelan-pelan. Awalnya saya tempatkan gambar diatas lubang, Kira dan Kara tinggal menepuk-nepuk hingga gambar masuk ke lubangnya. Makin lama mereka mampu menempatkan gambarnya sesuai bentuk lubangnya. Bermain puzzle juga mengajarkan anak untuk bersabar dan teliti. Kita juga harus ingat kalau mengajarkan sabar pada anak itu juga harus dengan sabar. Kalau anak tantrum karena tidak bisa melakukannya sendiri, tidak perlu galau, sedih atau marah yaa.. :)
2. Bermain Lompat Katak

Permainan ini untuk melatih motorik kasar anak. Saya menempatkan evamats dengan jarak yang bervariasi, kemudian saya ajak anak melompat dari satu evamat ke evamat yang lain. Persis seperti main lompat dari satu batu ke batu tapak yang lain yang biasa ditata di taman.
Hanya saja posisi batu digantikan dengan evamat. Menyenangkan? tentu saja.. anak-anak berlomba-lomba untuk dapat melompat tanpa kakinya jatuh di lantai. Jangan lupa mengatur jarak sesuai jangkauan anak. Perlahan perlebar jaraknya. Lompatnya pun bisa bervariasi, mulai dari melatih melompat dengan 2 kaki bergantian atau melompat dengan dua kaki sekaligus. Untuk anak 3 tahun ke atas bahkan mulai bisa diajarkan melompat dengan 1 kaki.
3. Bermain Lompat ZigZag
Bosan dengan permainan lompat katak yang biasa, bunda bisa merubah aturan permainannya. Atur evamat sedemikian rupa yang memungkinkan anak dapat melompat secara zigzag seperti gambar disamping. Fungsinya? Selain melatih motorik, permainan ini melatih anak untuk berkonsentrasi. Salah melompat, minta dia untuk mengulangi dari awal. Anak harus konsentrasi agar dia bisa cepat finish tanpa harus mengulang lagi.
4. Bermain tebak Warna
Permainan ini juga tidak kalah serunya. Untuk anak yang sedang belajar warna, bisa dijadikan sebagai alat belajar yang menyenangkan. caranya pun bervariasi, intip yuk:
- Setelah evamat yang berbeda-beda warna diatur sedemikian rupa, bunda dapat berteriak menyebutkan satu warna kemudian minta anak berlari ke warna yang diminta.
- Atur evamat seperti pada permainan lompat katak. Sambil melompat, anak diminta untuk menyebutkan warna evamatnya.
- Setelah lancar, atur evamats seperti lompat zigzag, kemudian minta anak menyebutkan warna seperti sebelumnya.
Karena Kira dan kara sudah lancar mengenal warna dalam bahasa Indonesia, saya gunakan permainan ini untuk mengenal warna dalam bahasa Inggris. Berkat permainan ini, sekarang Kira dan Kara terbantu mengenal warna dalam bahasa Inggris.
5. Bermain Yoga
Selesai dan capek bermain lompat-lompat dan belajar bersama evamats, sekarang saatnya memanfaatkan evamats sebagai alas untuk yoga. Banyak sekali tutorial yoga for kids yang bisa dilihat di youtube. salah satu favorite kita, bermain yoga bersama jamie dari Yoga Cosmic Kids ini.
Seru bukan. Ternyata kita bisa melakukan banyak hal hanya dari satu jenis barang ini. Yuk bunda, share ide bermain bunda yang lain yuk... biar kita bisa menjadikan waktu bersama anak, bukan hanya seru, tapi juga penuh ilmu :)
Apr 18, 2013
Healthy Fun Adventure
Posting ini sebenarnya dalam rangka campaign the urban mama: Healthy Mama, Modern Kartini
Keren yaaa..
Saya? Tentu saja gak mau ketinggalan. Salah satu kegiatan favorite yang menyehatkan, apalagi kalo bukan hiking. Meskipun sekarang sudah jauh banyak berkurang hiking di tempat-tempat menarik, tapi tidak mengurangi semangat untuk hiking alias jalan-jalan dimana saja kaan..
Bahkan sekarang saya sudah mulai menularkan kegiatan gemar berjalan kaki ini kepada Kira dan Kara. Kita memulainya dengan kegiatan yang paling sederhana. Selalu berangkat dan pulang posyandu dengan berjalan kaki, meskipun berjarak 2 gang dari rumah. Bahkan belanja ke indomaret, kalau pagi hari saya ajak Ki-Ka berjalan kaki. Lumayanlah, PP bisa 1 KM lebih lhooo..
Berikut beberapa foto saya waktu hiking.
Oh iya, kalau hiking, ada 2 logistik yang tidak lupa selalu ada di tas adalah air mineral dan buah. Buah? iya, segerrr... kalau bawa pisang, bisa bikin kenyang pula... Sehat.. Meskipun tidak sedang hiking, buah adalah makanan favorite saya. Minum jus juga jadi kegemaran saya. Eh nular juga lho ke Kira-Kara. Bahkan favorite pisang kita sama, pisang raja.. horeee...
sekian. :D
Keren yaaa..
Saya? Tentu saja gak mau ketinggalan. Salah satu kegiatan favorite yang menyehatkan, apalagi kalo bukan hiking. Meskipun sekarang sudah jauh banyak berkurang hiking di tempat-tempat menarik, tapi tidak mengurangi semangat untuk hiking alias jalan-jalan dimana saja kaan..
Bahkan sekarang saya sudah mulai menularkan kegiatan gemar berjalan kaki ini kepada Kira dan Kara. Kita memulainya dengan kegiatan yang paling sederhana. Selalu berangkat dan pulang posyandu dengan berjalan kaki, meskipun berjarak 2 gang dari rumah. Bahkan belanja ke indomaret, kalau pagi hari saya ajak Ki-Ka berjalan kaki. Lumayanlah, PP bisa 1 KM lebih lhooo..
Berikut beberapa foto saya waktu hiking.
Oh iya, kalau hiking, ada 2 logistik yang tidak lupa selalu ada di tas adalah air mineral dan buah. Buah? iya, segerrr... kalau bawa pisang, bisa bikin kenyang pula... Sehat.. Meskipun tidak sedang hiking, buah adalah makanan favorite saya. Minum jus juga jadi kegemaran saya. Eh nular juga lho ke Kira-Kara. Bahkan favorite pisang kita sama, pisang raja.. horeee...
sekian. :D
Mar 15, 2013
Our Chit-Chat (1)
Suatu sore, 2 hari yang lalu ketika bunda pulang dari kantor, Kara dan Kira menyambut di depan pintu. Melihat baju dan celana bunda ada yang basah, Kira dan Kara bereaksi. Ini sedikit obrolan kami:
Kira : Baju bunda basah ya?
Bunda: Iya kak, bunda kehujanan...
Kara: Bunda gak pake jas hujan?
Bunda: enggak, bunda pake payung..
Kara: Harusnya pake jas hujan bunda... (it's true, bunda tidak salah dengar ketika Kara benar-benar bilang "harusnya")
Bunda: Kenapa harus pake jas hujan, dik?
Kara: "biar gak basah bunda... biar gak kena hujan.."
Bunda: "Bunda gak punya jas hujan. Yang punya jas hujan ayah dan om nunny... Bunda punya nya payung.."
Kara: "Nanti kalo adik sudah besar, adik belikan ya bunda.. biar bunda gak kehujanan..."
Kira: "Nanti kakak yang boncengin ya bunda..."
Bunda: "Oh yaaa.. terima kasih ya dik.." lanjut.. "boncengin kemana kak?"
Kira: "boncengin pake motor.. kayak ayah... anterin bunda ke kantor..."
Bunda: *melting*
Kira : Baju bunda basah ya?
Bunda: Iya kak, bunda kehujanan...
Kara: Bunda gak pake jas hujan?
Bunda: enggak, bunda pake payung..
Kara: Harusnya pake jas hujan bunda... (it's true, bunda tidak salah dengar ketika Kara benar-benar bilang "harusnya")
Bunda: Kenapa harus pake jas hujan, dik?
Kara: "biar gak basah bunda... biar gak kena hujan.."
Bunda: "Bunda gak punya jas hujan. Yang punya jas hujan ayah dan om nunny... Bunda punya nya payung.."
Kara: "Nanti kalo adik sudah besar, adik belikan ya bunda.. biar bunda gak kehujanan..."
Kira: "Nanti kakak yang boncengin ya bunda..."
Bunda: "Oh yaaa.. terima kasih ya dik.." lanjut.. "boncengin kemana kak?"
Kira: "boncengin pake motor.. kayak ayah... anterin bunda ke kantor..."
Bunda: *melting*
Mar 14, 2013
Our Newest Fun Adventure
Minggu kemarin saya bersama Kira & Kara naik kereta api pulang ke Surabaya. Perjalanan mudik dengan kereta api bukan hal baru bagi saya dan Kira - Kara. Sejak tahun kemarin kami rutin mudik naik kereta api. Alasannya sederhana, moda transportasi ini paling nyaman, lebih cepat, dan mudah di dapat tiketnya. Untuk kami yang mudah mabuk perjalanan, naik kereta api amat sangat membantu. Bosan dengan perjalanan, kami bisa berjalan-jalan di lorong kereta. Jadi apa yang baru kali ini??
Apabila biasanya saya selalu ditemani suami atau mertua, kali ini tidak ada yang bisa menemani. Suami sudah terlanjur handle kerjaan yang tidak bisa ditinggal. Adik-adik saya masih sibuk dengan urusan hajatan di rumah karena memang saya pulang dalam rangka pernikahan adik bungsu saya. Jadi? Saya nekat naik kereta api hanya bertiga bersama Kira dan Kara.
Reaksi orang sekitar saya? Mostly mereka khawatir. Karena saya membawa 2 anak yang sedang lincah-lincahnya, ceriwis-ceriwisnya dan penuh rasa ingin tahu. Tapi saya tahu, saya yakin, saya bisa.. Setelah mendapat ijin dari suami, maka saya mantap untuk pulang naik kereta api hanya bertiga bersama Kira & Kara. 2 hari sebelum keberangkatan saya sudah bilang sama Kira dan Kara kalo nanti pulang ke Surabaya hanya dengan bunda. Ayah akan naik bis lebih dulu.. dan bla.. bla.. yang lainnya. Tujuannya, saya ingin mempersiapkan mental Kira & Kara agar lebih berhati-hati sepanjang perjalanan nanti. Jujur, saya sendiri sebenarnya juga deg-deg'an dengan reaksi Kira - Kara nanti. Karena biasanya mereka tidak bisa duduk diam di kursinya. Selalu memaksa ayahnya untuk jalan-jalan di lorong kereta. Bukan karena bosen, tapi karena banyak hal baru yang bisa mereka lihat dari pintu Kereta api yang berjendela lebih lebar. Dan mungkin mereka juga menikmati jalan-jalan dengan sensasi goncangan kereta. hehe... Surpraise-nya, sepanjang perjalanan saya mendapati Kira & Kara bertingkah sangaaatt manis dan kooperatif. Mereka masih ingin tahu tentang semua yang mereka lihat. Seperti ketika mereka ingin lihat rel kereta, saya bilang, "hati-hati, mundur.. jangan terlalu dekat rel.." Mereka dengan sangat patuh melihat rel kereta dari jarak yang aman.. tentunya masih dengan buntut2 pertanyaan "kenapa bunda?", "Kereta punya roda ya bunda?" dan banyak lagi..
Bahkan di dalam kereta yang biasanya mereka tidak sabar duduk dikursinya, kali ini mereka hampir tidak meminta untuk jalan-jalan di gerbong, kalau saya tidak menawarinya. Bahkan ketika saya tawari pun, mereka menjawab "enggak bunda.. nanti gak ada yang jagain tasnya..." Reaksi saya? Terkejut, surpraise, dan ternganga... Never crossed in my mind!
Kompensasinya, saya bercerita tentang banyak hal.. tentang hutan, apa manfaat hutan, tentang sawah, tentang bagaimana Pak Tani bekerja. Mereka menyambung dengan cerita imaginasi mereka tentang hutan dan tebing dan awan yang berarak-arak... Sungguh, saya tidak pernah menyangka, Kara mampu membuat cerita imaginasinya tentang hewan yang ada di hutan. Kara bercerita, Kira menimpali, menyambung, hingga menjadi 1 buah cerita tentang seekor anak panda yang melihat awan yang sedang berarak-arak dan bulan dari atas tebing di sebuah hutan. Sebenarnya ada percakapan si anak panda dengan awan dan bulan.. tapi karena lupa seperti apa, jadi saya tidak bisa bercerita ulang deh.. Yang jelas saya tersenyum-senyum sendiri mendengar mereka bercerita dan takjub sepanjang perjalanan itu... Hingga saya lupa mengabadikan cerita itu dalam sebuah dokumentasi.. Yang saya ingat hanya "betapa Tuhan maha Pemurah dan tidak ada lagi alasan bagi saya untuk tidak bersyukur.."

Untuk membuat perjalanan lebih nyaman, ada beberapa hal yang saya persiapkan. Tidak banyak memang, tapi sangat berguna. Antara lain:
1. Menyiapkan mental Kira & Kara dengan memberitahukannya sebelum perjalanan. Paling tidak, mereka berhak tahu apa yang akan dihadapi nanti dan apa yang harus mereka lakukan untuk kenyamanan dan keselamatan bersama.
2. Mempersiapkan bawaan. Pastikan barang bawaan tidak terlalu banyak, karena konsentrasi utama pada anak-anak. Saya hanya membawa 1 koper dan 1 sling bag. Koper berisi baju-baju dan sling bag berisi 1 baju ganti, snack buat Ki-Ka, dompet, HP, tiket, dan perlengkapan domestik pendukung seperti tissue basah, minyak telon, tissue kering, dan lainnya. Sebenarnya akan lebih mudah bagi saya seandainya ada ransel besar. Tapi karena tidak ada, koper pun jadi. Dengan pertimbangan, apabila memang ribet maka saya bisa menyewa porter yang sekarang mudah dijumpai di stasiun. Apalagi porter sekarang lebih tertib dan aman karena terdaftar dan terlisensi oleh PT. KAI. Beberapa ribu untuk porter tidak masalah asal keselamatan dan kenyamanan 2 bocah saya tetap terpantau.
3. Tidak lupa membawa bekal untuk si bocah seperti: snack, susu, minuman, makanan atau bahkan mainan agar 2 bocah tidak bosan. Apabila bosan, anak akan rewel. Dan rewel akan membuat mood bunda jadi terganggu, dan perjalanan tidak lagi nyaman deh.. Jadi jaga mood anak dan ibu itu penting!
4. Jangan terlalu ribet dengan barang. Siapkan tiket dan HP di tempat yang mudah dijangkau. Uang di tempat yang Aman. Ribet mencari 1 barang saja, akan menganggu kenyamanan. Jadi tas teroganisir itu gak kalah penting buat saya.
5. Oh iya, memastikan si bocah dalam kondisi prima. Sehat, kenyang, tidak terlalu lelah/mengantuk. Karena namanya bocah, kalo gak fit atau terlalu capek pastilah rewel.
6. Tentunya memastikan moda transportasi dan keadaan stasiun aman dan tidak crowded. Kereta api dan stasiun sejauh ini transportasi paling aman dan nyaman untuk perjalanan bersama anak.
Buat saya, perjalanan tersebut benar-benar petualangan yang luar biasa bersama Kira dan Kara... Jadi, gak takut lagi dunk jalan-jalan hanya bersama anak-anak sajaa?! :D
Apabila biasanya saya selalu ditemani suami atau mertua, kali ini tidak ada yang bisa menemani. Suami sudah terlanjur handle kerjaan yang tidak bisa ditinggal. Adik-adik saya masih sibuk dengan urusan hajatan di rumah karena memang saya pulang dalam rangka pernikahan adik bungsu saya. Jadi? Saya nekat naik kereta api hanya bertiga bersama Kira dan Kara.
Reaksi orang sekitar saya? Mostly mereka khawatir. Karena saya membawa 2 anak yang sedang lincah-lincahnya, ceriwis-ceriwisnya dan penuh rasa ingin tahu. Tapi saya tahu, saya yakin, saya bisa.. Setelah mendapat ijin dari suami, maka saya mantap untuk pulang naik kereta api hanya bertiga bersama Kira & Kara. 2 hari sebelum keberangkatan saya sudah bilang sama Kira dan Kara kalo nanti pulang ke Surabaya hanya dengan bunda. Ayah akan naik bis lebih dulu.. dan bla.. bla.. yang lainnya. Tujuannya, saya ingin mempersiapkan mental Kira & Kara agar lebih berhati-hati sepanjang perjalanan nanti. Jujur, saya sendiri sebenarnya juga deg-deg'an dengan reaksi Kira - Kara nanti. Karena biasanya mereka tidak bisa duduk diam di kursinya. Selalu memaksa ayahnya untuk jalan-jalan di lorong kereta. Bukan karena bosen, tapi karena banyak hal baru yang bisa mereka lihat dari pintu Kereta api yang berjendela lebih lebar. Dan mungkin mereka juga menikmati jalan-jalan dengan sensasi goncangan kereta. hehe... Surpraise-nya, sepanjang perjalanan saya mendapati Kira & Kara bertingkah sangaaatt manis dan kooperatif. Mereka masih ingin tahu tentang semua yang mereka lihat. Seperti ketika mereka ingin lihat rel kereta, saya bilang, "hati-hati, mundur.. jangan terlalu dekat rel.." Mereka dengan sangat patuh melihat rel kereta dari jarak yang aman.. tentunya masih dengan buntut2 pertanyaan "kenapa bunda?", "Kereta punya roda ya bunda?" dan banyak lagi..
Bahkan di dalam kereta yang biasanya mereka tidak sabar duduk dikursinya, kali ini mereka hampir tidak meminta untuk jalan-jalan di gerbong, kalau saya tidak menawarinya. Bahkan ketika saya tawari pun, mereka menjawab "enggak bunda.. nanti gak ada yang jagain tasnya..." Reaksi saya? Terkejut, surpraise, dan ternganga... Never crossed in my mind!
Kompensasinya, saya bercerita tentang banyak hal.. tentang hutan, apa manfaat hutan, tentang sawah, tentang bagaimana Pak Tani bekerja. Mereka menyambung dengan cerita imaginasi mereka tentang hutan dan tebing dan awan yang berarak-arak... Sungguh, saya tidak pernah menyangka, Kara mampu membuat cerita imaginasinya tentang hewan yang ada di hutan. Kara bercerita, Kira menimpali, menyambung, hingga menjadi 1 buah cerita tentang seekor anak panda yang melihat awan yang sedang berarak-arak dan bulan dari atas tebing di sebuah hutan. Sebenarnya ada percakapan si anak panda dengan awan dan bulan.. tapi karena lupa seperti apa, jadi saya tidak bisa bercerita ulang deh.. Yang jelas saya tersenyum-senyum sendiri mendengar mereka bercerita dan takjub sepanjang perjalanan itu... Hingga saya lupa mengabadikan cerita itu dalam sebuah dokumentasi.. Yang saya ingat hanya "betapa Tuhan maha Pemurah dan tidak ada lagi alasan bagi saya untuk tidak bersyukur.."

Untuk membuat perjalanan lebih nyaman, ada beberapa hal yang saya persiapkan. Tidak banyak memang, tapi sangat berguna. Antara lain:
1. Menyiapkan mental Kira & Kara dengan memberitahukannya sebelum perjalanan. Paling tidak, mereka berhak tahu apa yang akan dihadapi nanti dan apa yang harus mereka lakukan untuk kenyamanan dan keselamatan bersama.
2. Mempersiapkan bawaan. Pastikan barang bawaan tidak terlalu banyak, karena konsentrasi utama pada anak-anak. Saya hanya membawa 1 koper dan 1 sling bag. Koper berisi baju-baju dan sling bag berisi 1 baju ganti, snack buat Ki-Ka, dompet, HP, tiket, dan perlengkapan domestik pendukung seperti tissue basah, minyak telon, tissue kering, dan lainnya. Sebenarnya akan lebih mudah bagi saya seandainya ada ransel besar. Tapi karena tidak ada, koper pun jadi. Dengan pertimbangan, apabila memang ribet maka saya bisa menyewa porter yang sekarang mudah dijumpai di stasiun. Apalagi porter sekarang lebih tertib dan aman karena terdaftar dan terlisensi oleh PT. KAI. Beberapa ribu untuk porter tidak masalah asal keselamatan dan kenyamanan 2 bocah saya tetap terpantau.
3. Tidak lupa membawa bekal untuk si bocah seperti: snack, susu, minuman, makanan atau bahkan mainan agar 2 bocah tidak bosan. Apabila bosan, anak akan rewel. Dan rewel akan membuat mood bunda jadi terganggu, dan perjalanan tidak lagi nyaman deh.. Jadi jaga mood anak dan ibu itu penting!
4. Jangan terlalu ribet dengan barang. Siapkan tiket dan HP di tempat yang mudah dijangkau. Uang di tempat yang Aman. Ribet mencari 1 barang saja, akan menganggu kenyamanan. Jadi tas teroganisir itu gak kalah penting buat saya.
5. Oh iya, memastikan si bocah dalam kondisi prima. Sehat, kenyang, tidak terlalu lelah/mengantuk. Karena namanya bocah, kalo gak fit atau terlalu capek pastilah rewel.
6. Tentunya memastikan moda transportasi dan keadaan stasiun aman dan tidak crowded. Kereta api dan stasiun sejauh ini transportasi paling aman dan nyaman untuk perjalanan bersama anak.
Buat saya, perjalanan tersebut benar-benar petualangan yang luar biasa bersama Kira dan Kara... Jadi, gak takut lagi dunk jalan-jalan hanya bersama anak-anak sajaa?! :D
Subscribe to:
Posts (Atom)