Feb 8, 2016

Sebuah Cerita Dari Taman

Salah satu tempat favorit kira dan kara bermain di rumah adalah di taman depan rumah. Di sini biasanya mereka bisa bermain dengan batu-batu taman, berlari-larian, berlompatan dari satu batu tapak ke batu tapak yang lain, petik-petik bunga bahkan tak jarang memangkas habis daun-daun tanaman di taman untuk bermain memasak. Kalau sudah seperti itu, biasanya utinya hanya mampu berteriak dan sedih melihat kebun bunganya hancur di tangan 2 bocah kembar saya.
Bangun tidur lari ke taman rumah eyang

Saya senang melihat mereka aktif bermain dan berlompatan kesana kemari. Selain merangsang memaksimalkan seluruh otot-ototnya, mereka juga mengenal tumbuhan.  Harapannya, dengan mengenal tumbuhan, akan muncul rasa peduli dengan alam.  Di taman itulah biasanya saya perkenalkan kepada mereka bagaimana tumbuhan itu tumbuh, dan apa manfaat tumbuhan bagi bumi, hewan dan manusia.

Mengajak mereka berlompatan di taman terutama pada pagi hari memberikan banyak sekali manfaat yang tak terkira. Sinar matahari yang kaya vitamin D membantu tulang anak tumbuh sehat dan kuat. Keterampilan bocah yang berlompatan dari satu batu tapak ke batu tapak yang lain menjadi stimulasi seluruh otot-ototnya untuk tumbuh maksimal. Merasakan berbagai macam tekstur daun, mencium berbagai macam wangi bunga juga sangat bagus untuk melatih mengoptimalkan panca indera mereka. Dari taman ini juga anak-anak belajar banyak hal untuk mengenal alam, mulai dari tumbuhan, hewan, tanah dan tentang segala macam yang dilihatnya.
Kira & Kara dengan bunga kesayangan
Kegiatan yang nampaknya sederhana, berlarian, berlompatan dan bermain di kebun yang ada di halaman rumah, ternyata memiliki banyak sekali manfaat dan membuat bocah tersenyum bahagia.  Namun kita tahu, taman bukanlah tempat yang benar-benar steril dari segala macam kuman dan bakteri. Tanah tempat berkembang biaknya telur-telur cacing pita. Bisa jadi juga hewan-hewan piaraan tetangga sering mampir untuk mengacak-acak taman kita dan meninggalkan kotoran di sana. Nyamuk juga senang berkembang biak di tempat yang lembap, dan taman adalah tempat favorit bersembunyinya nyamuk bersama telur-telurnya. Dan tentunya banyak debu dan kotoran yang menempel di daun dan bunga di taman.

Lalu bagaimana caranya mengantisipasi agar kesehatan tidak ikut terganggu? Apalagi sekarang kuman berevolusi semakin cepat dan kuat. Sudah sering dengar kan berbagai macam penyakit baru dan terdengar aneh di telinga banyak bermunculan. Rasanya dengan melarang anak bermain di taman tidak akan tega ya?!  Tentunya dibutuhkan langkah tepat dan perlindungan yang ekstra agar bisa menghindari kuman dan bakteri pembawa penyakit. Gak mau kan kalah langkah sama kumannya...

Berikut beberapa tips agar anak bebas bermain di taman dengan aman:
  1.  Saya mengajari Kira dan kara bagaimana menjaga kebersihan taman. Dengan rajin menjaga kebersihan taman, tentunya tempat-tempat yang sering di hinggapi nyamuk untuk bertelur juga semakin berkurang
  2. Gunakan alas kaki yang nyaman dan aman. Ini penting banget karena kita tidak tahu apa saja yang diinjak oleh anak-anak ketika di taman. Dan pastikan juga alas kakinya aman, tidak licin. Karena anak-anak kan senang berlari dan berlompatan, kalau alas kakinya licin tentunya bahaya jika terpeleset.
  3. Gunakan pakain yang nyaman dan mudah menyerap keringat agar kulit tidak mudah iritasi. Ini penting karena di taman tentunya anak tidak bisa diam dan mudah berkeringat. Sedih ya kalau selesai bermain malah kulit anak-anak jadi merah dan gatal?!
  4.  Pastikan anak cukup mengonsumsi air putih untuk mengganti cairan yang hilang agar anak tidak dehidrasi.
  5.  Gunakan losion anti nyamuk atau tabir surya juga, untuk menjaga kulit anak dan menghindari dari gigitan nyamuk. Namun karena bocah saya ini cepat sekali larinya, saya sering ketinggalan memakaikan losion. Sepertinya gerak mereka lebih cepat dari keinginan saya. Mari berdoa saja yang lebih kencang, agar mereka selalu sehat.
  6.  Terakhir jangan lupa cuci tangan dan kaki atau mandi sekalian jika diperlukan setelah selesai bermain di taman. Dua bocah yang sudah bau asem dan bau matahari, penuh keringat dan tanah, gemasss rasanya kalau hanya cuci tangan dan kaki saja. Biasanya sih langsung saya mandikan. Lalu apa semudah itu dua bocah saya gerak cepat ke kamar mandi setelah selesai bermain di taman?! Belum tentu. Kita tahu kan kalau anak-anak itu terkadang serba terburu-buru. Belum pakai losion saja mereka sudah kabur duluan. Mandi pun begitu. Sekarang jujur deh, siapa yang belum pernah merasakan susahnya ngajak anak mandi dan setelah selesai mandi malah susah mengajak anak keluar dari kamar mandi?! Ayo, yang idem dengan saya, tunjuk hidung!!  Mau dipakaikan sabun saja harus ngomel panjang lebar karena maunya mainan di kamar mandi, atau malah maunya ikutan pencet-pencet sabun mandi.  Jadi suatu hari saya membaca di social media tentang Lifebuoy Clini-Shield 10. Sabun ini isinya semacam gel konsentrat. Wah... bahagia luar biasa!  Katanya sih #CukupSatuTetes sudah bisa menghasilkan busa yang banyak dan cukup untuk satu badan. Oh ya?! Penasaran dunk. Masak sih?! Kan enak, cukup ambil satu tetes, sabun bisa disimpan kembali.  Atau sekarang karena Kira dan Kara sudah mulai belajar mandi sendiri, jadi cukup kasih mereka satu tetes di tangannya, sabun bisa langsung diamankan. Dan bocahnya sudah happy bisa mendapati busa melimpah di badannya. Maklum dua bocah saya tidak bisa lihat sabun kalau sedang mandi. Maunya dipenceti terus lalu bermain busa. Happy dan hemat kan kalau satu tetes saja sudah cukup menghasilkan busa melimpah.
Lifebuoy Clini-Shield 10
#CukupSatuTetes
Ternyata di satu tetesnya ini mengandung active natural shield 10 kali lipat untuk melindungi kuman. Nah cocok nih untuk Kira dan Kara yang aktif mengeskplorasi segala macam tempat, tak peduli bersih atau kotor.  Juga sabunnya mudah dibilas dan tidak meninggalkan rasa licin di tubuh. Pas lah buat Kira dan Kara yang maunya serba cepat. Apalagi kemasannya juga tidak mudah tumpah jadi enak dibawa kemana-mana. Asik kalau lagi travelling dan kita bawa berpetualang ke alam. Jadi lebih ringkes deh bawaannya.

Begitulah cerita hari ini dari taman depan rumah. Kalau ada yang punya tips-tips lain, silahkan lho ditambahkan. Dengan senang hati saya membacanya untuk menambah ilmu saya yang masih pendek…

12 comments:

  1. Taman depan rumahnya indah, ya? ^^ Pingin banget punya taman seperti itu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. ini taman masih punya eyang.. semoga bisa beli rumah yang bertaman luas juga. Mari sama-sama berdoa yang kenceng, mbak Nisa..

      Delete
  2. eh, ini mba wiwit TUM ya?
    inget id nya, kirakara hihi.. :D
    bagus ih tamannya luaas... impian dari kecil banget nih.. :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. waaa senangnya ada yang kenal.. hahaha.. Iyaaa.. Dessy dulu ID TUMnya apa?

      Delete
  3. Budee,aku tuh ingetnya url-mu the setyadi,jadi nyasar terus :P

    Bagus bangeet taman bunganya Kira dan Kara! Mau dong di undang kesana,hihi..

    Eh iya,dari kedua varian lifebuoy ini,aku paling suka yang complete/merah,enak banget dipakai mandi sehabis aktivitas gitu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. huh! ID siapa pula itu?? Eh yuuukk kesini..! Deket lho ini dari Klaten, ini taman bunga yang di rumah pakem...
      disini juga penggemar lifebuoy merah garis keras. heuheu..

      Delete
  4. Hi mb..maaf sy numpang pnjelasan.duluuu..wktu msh kecil,sy prnh dengar klo produk unilever itu sebagian keuntunganx dgunakan utk melawan muslim..begitulah kira2.adakah yg pnya pnjelasan?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mbak, coba ditanyakan ke yang kasih statement ya... Maaf, saya belum pernah dengar. Terima kasih sudah berkunjung :)

      Delete
  5. Jadi kepingin punya taman rumah yang luas gitu,

    ReplyDelete
  6. waaahhh anak kembarmu lucu mbak.. mirip lagi, paling seneng deh liat anak kembar yg mirip gini :D.. kan ada juga tuh kembar tapi ga mirip..

    aku juga pake sabun ini... si kecil mah suka bgt... dia paling seneng yg warna hijau, wanginya seger soalnya ;).. tapi kalo utk aku yg mandi, kyknya ga bisa bener2 setetes deh mbak :D... minimal 2 lah, krn busanya kurang afdhol kalo cuma setetes ;p

    ReplyDelete
  7. wah masih punya mimpi punya rumah dg taman yg luas, belum kecapai. taman depan rumah sempit

    ReplyDelete
  8. di rumah nggak ada taman, kalau ke rumah nenek, halamannya luas, akhirnya mengandalkan main di taman kota yang dekat sama rumah :D

    ReplyDelete