Suasana lebaran sudah kental terasa sejak H-1, karena mama mertua mulai sibuk mempersiapkan kue-kue lebaran dan masakan untuk lebaran. Seperti kebanyakan keluarga di Indonesia, kue seperti kastengel, nastar, semprit, putri salju dkk adalah suguhan wajib ketika lebaran. Tentunya yang paling semangat menghabiskan ya Kira dan Kara. Belum lebaran saja sudah menghabiskan 1 1/2 toples kue semprit keju dan semprit coklat. Lantas hidangan apa yang ada di meja makan? Mulai sambal goreng, kare ayam, daging rendang, hingga asem-asem daging menanti untuk siap disantap. Ah iya, tak lupa sate ayam untuk Kira-Kara dan ayahnya yang anti masakan bersantan.
Pada hari H, sebelum shubuh bunda dan uti sudah bangun mempersiapkan cemilan pagi sebelum berangkat ke masjid. Untuk cemilan pagi bunda gak mau ribet, roti tawar + nutella menjadi menu favorite kami. Minumnya teh hangat untuk yang dewasa, dan Susu UHT untuk Kira dan Kara. Dan cemilan pun ludes tepat sebelum berangkat ke masjid.

Sampai di rumah, kami punya tradisi sungkeman. Dimulai mama mertua sungkem ke papa mertua, lanjut suami, bunda, adik ipar dan istri, terakhir tentunya Kira dan Kara. Tentunya suasananya penuh haru dan air mata. Kira dan Kara bingung melihat uti dan akungnya berurai air mata. heuheu... Selesai sungkeman, photo keluarga dulu.
Selesai sungkeman dan berurai air mata, saatnya menyantap hidangan lebaran... cihhuuiiii... bon appetit..!!! Suasananya kali ini lebih ceria karena diiring canda seluruh keluarga.
Selesai ziarah ke makam keluarga, kami menyempatkan untuk bersantai sejenak di kebun bibit Wonorejo. Mumpung lagi sepi. Juga memberikan kesempatan untuk Kira dan Kara menghabiskan energinya dan melepaskan adrenalinnya. Ekspresinya? Seperti biasa antusias luar biasa, teriak-teriak penuh kegembiran. Begitu turun dari mobil, lari menuju taman bermain seolah penguasa medan.
Sampai di rumah hari sudah siang. Saatnya duo ceriwis beranjak tidur. Dan benar saja, belum selesai bunda baca buku sudah terlelap sampai jam 4 sore. Bahkan banyak kerabat yang berkunjung hingga sore demi menanti Kira dan Kara bangun, tapi dua anak masih nyenyak dan tidak tega untuk dibangunkan..
Demikianlah tradisi lebaran di keluarga mertua saya di Surabaya. Ceritanya akan berbeda lagi dengan tradisi lebaran di keluarga Ngawi. Seperti apa ceritanya? Nantikan di episode lebaran selanjutnya yaa.. Semoga kita masih bisa bertemu dengan bulan puasa dan lebaran tahun mendatang. Lalu, seperti apa tradisi lebaran di tempat anda? :)
Dan tak lupa kami ucapkan:
SELAMAT MERAYAKAN HARI LEBARAN.
MINAL AIDIN WAL FAIDZIN
MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN...
Selalu senyum2 kalo denger ceritamu soal KiKa Wit hehehe... Ini juga si Sabil, kue nastar di rumah abis, lanjut invasi kue nastar di rumah uci dan omanya :D
ReplyDelete